BNPB: Jumlah Korban Jiwa Akibat Gempa Lombok Jadi 98 Orang

Korban luka akibat gempa Lombok dengan kekuatan 7 SR tercatat ada 236 orang.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Agu 2018, 18:10 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 18:10 WIB
Hiruk Pikuk Evakuasi Korban Gempa Lombok di Gili TrawanganHiruk Pikuk Evakuasi Korban Gempa Lombok di Gili Trawangan
Polisi menandu seorang korban terluka saat ratusan orang berusaha meninggalkan Gili Trawangan, NTB, Senin (6/8). Hingga pukul 10.30 WIB, petugas telah mengevakuasi 70 orang, terdiri dari 64 WNI dan 6 WNA. (Handout/Indonesia Water Police/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat gempa Lombok 7 SR pada Minggu 5 Agustus 2018 bertambah. Ada tujuh korban jiwa baru ditemukan di wilayah Lombok Barat.

"Sehingga total saat ini 98 korban meninggal dunia. 96 berasal dari Lombok dan 2 di Bali, semua terdata warga Indonesia," kata Kepala Pusat Data Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Senin (6/8/2018).

Terkait korban luka gempa Lombok, data terbaru sore ini mencatat ada 236 orang. Sementara itu, jumlah pengungsi total diperkirakan sebanyak 200 ribu jiwa.

"Jumlah ini masih diperbaharui terus, karena masih ada wilayah yang belum terjangkau aksesnya, seperti di Lombok Utara yang berbukit-bukit," jelas Sutopo.

Menurut Sutopo, persebaran korban jiwa akibat gempa terbanyak ditemukan di Lombok Utara. Hal diakibatkan berdekatan dengan pusat gempa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kerugian Gempa

Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengaku, belum ada rincian pasti terhadap kerugian materi gempa berkekuatan 7 SR di Lombok. Namun secara kasar ditaksir angkanya bisa capai Rp 1 triliun.

"Begini, yang gempa pertama 6,4 SR tanggal 29 Juli 2018, itu data sementara Rp 414 miliar kerugiannya. Apalagi ditambah 7 SR, kerugian diperkirakan lebih besar di atas Rp 1 T, bila melihat dampaknya begini," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).

Sutopo menjelaskan, BNPB memiliki metode cepat untuk menghitung kerugian. Metode ini mengacu pada lima sektor, yakni pemukiman, infrastruktur, ekonomi produtif, sosial budaya, dan lintas sektor.

"Dampaknya juga pasti dihitung untuk recovery. Jadi setelah kita hitung berapa kebutuhan kita untuk rehabilitasi dan rekonstruksi di lima sektor tadi," jelas Sutopo.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya