Liputan6.com, Quito - Gempa bumi dangkal berkekuatan magnitudo 6,3 yang mengguncang Ekuado pada hari Jumat.menyebabkan lebih dari 30 orang terluka dan merusak lebih dari 800 bangunan. Selain itu, juga menyebabkan pemadaman listrik di kota pelabuhan Ekuador, Esmeraldas.
Laporan AFP yang dikutip Minggu (27/4/2025) menyebut layanan tanggap darurat Ekuador melaporkan 32 orang terluka, 179 rumah hancur, dan 716 rumah rusak akibat guncangan yang terasa hingga ibu kota Quito.
Advertisement
Salah satu saksi mata gempa Ekuador, nelayan Andres Mafare, sedang berjalan ke pelabuhan ketika mendengar suara retakan keras diikuti oleh gempa bumi kuat yang mengguncang kabel di udara. Ia berlari pulang untuk mencari istri dan kedua putranya. "Saya berlari seperti orang gila, dan ketika saya sampai di sini, saya melihat rumah saya telah hancur," katanya kepada AFP.
Advertisement
Seorang reporter AFP di Esmeraldas menyaksikan dinding-dinding yang runtuh, fasad yang runtuh ke jalan di antara tumpukan puing-puing, dan beberapa bangunan yang retak.
Keluarga-keluarga berdiri di sekitar untuk memeriksa kerusakan.
"Gempa itu sangat dahsyat," kata mantan kandidat presiden Yaku Perez kepada AFP di lokasi kejadian.
"Rasanya seperti selamanya, tetapi saya kira itu kurang dari satu menit."
Pihak berwenang mengatakan empat pusat kesehatan dan 18 sekolah rusak, sementara fasad bangunan militer sebagian runtuh. Dua jalan dan satu jembatan juga rusak.
Menurut perkiraan resmi, sekitar 80 persen rumah mengalami pemadaman listrik atau telepon setelah gempa bumi Ekuador mengguncang.
Perusahaan minyak nasional Petroecuador mengatakan pihaknya sempat "menghentikan sementara operasi" di kilang Esmeraldas dan jaringan pipa di dekatnya.
Kilang tersebut memproduksi 111.000 barel per hari dan Sistem Pipa Trans-Ekuador mengangkut 360.000 barel per hari.
Daniel Noboa, presiden negara Amerika Selatan yang baru terpilih kembali, mengatakan ia segera mengirim menteri ke lokasi kejadian untuk membantu mengoordinasikan pembangunan tempat penampungan dan pengiriman bantuan kemanusiaan. "Pemerintah bersama Anda, dan begitulah yang akan terjadi selanjutnya," katanya di media sosial.
Di jalan-jalan, warga berjalan di antara puing-puing dan tembok yang runtuh.
Mafare mengatakan dia kehilangan "barang-barang material, tiga atau empat tembok... Saya tahu pihak berwenang akan membantu kami," merujuk pada sesama warga di daerah miskin yang dilanda kekerasan perdagangan narkoba ini.
Â
Gempa Bumi Dirasakan di 10 dari 24 Provinsi
US Geological Survey atau Survei Geologi AS dan pemantau lokal mengatakan gempa terjadi di lepas pantai pada kedalaman sekitar 35 kilometer (22 mil), pada Jumat (26/4) sesaat sebelum pukul 7:00 pagi waktu setempat (12.00 GMT).
Pihak berwenang Ekuador mengatakan tidak ada risiko tsunami akibat gempa tersebut.
Ekuador terletak di salah satu zona geologis paling aktif di Bumi, dan patahan antara lempeng Nazca dan Amerika Selatan membentang di sepanjang pantainya.
Lembaga Geofisika mengatakan bahwa "konvergensi lempeng Nazca dan Amerika Selatan, yang memiliki kecepatan gerakan 5,6 sentimeter (2,2 inci) per tahun, adalah proses yang menghasilkan gempa bumi terbesar di negara itu."
"Gempa bumi tersebut terasa di 10 dari 24 provinsi di negara itu, termasuk Manabi, Los Rios, Guayas, dan Pichincha," kata pejabat Ekuador.
Tidak ada laporan korban luka di perbatasan di negara tetangga Kolombia.
Pekan lalu, Ekuador memperingati ulang tahun gempa bumi tahun 2016 yang melanda pesisir Manabi dan Esmeraldas. Dengan kekuatan 7,8, gempa tersebut menewaskan 673 orang dan melukai sekitar 6.300 orang.
Â
Advertisement
