Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati, Jakarta, menerapkan terapi oksigen hiperbarik untuk tim penyelam evakuasi pesawat Lion Air PK-LQP. Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Pol Musyafak menyatakan terapi tersebut bertujuan menetralisir nitrogen-nitrogen yang ada di dalam tubuh.
Dengan begitu, kadarnya bisa kembali normal. Apalagi tim penyelam sudah melaksanakan tugasnya kurang lebih enam sejak kejadian.
"Karena nitrogen kalau lebih dari nilai ambang bisa mengganggu kesehatan, menekan syaraf dan sebagainya," kata Musyafak, Minggu (4/11/2018).
Advertisement
Dia menjelaskan, pelaksanaan terapi dilakukan kepada 15 orang secara bergantian setiap harinya. Sementara itu, menurut Kasubdit Patroli Ditpolair Barhakam Kombes Makhruzi, penyelam akan dibagi dalam tiga kelompok.
"Jadi lima-lima, 5 penyelam pertama mungkin waktunya kurang lebih 2,5 jam. 5 orang lagi sampai selesai 15 orang, mungkin besok kita lanjutkan dengan penyelam berikutnya," ucapnya.
Â
Risiko Keracunan
Makhruzi menjelaskan, selama evakuasi setiap penyelam menyelam hingga kedalaman 31-32 meter. Semakin dalam laut yang dijelajahi, bisa meningkatkan risiko penyelam keracunan.
"Paling lama waktu (menyelam) kita hanya bisa 15 menit, kemudian kita harus segera naik 5 meter untuk safety stop," jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement