Penemuan Jasad dalam Drum, Hari Paling Kelabu bagi Bayu Yuniarti

Tangis Bayu Yuniarti pecah terlebih mendengar jasad suaminya ditemukan dalam drum di kawasan industri Kabupaten Bogor.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 19 Nov 2018, 14:07 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2018, 14:07 WIB
20151120-Ilustrasi-Jenazah-iStockphoto
Ilustrasi Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Tangerang - p Minggu, 18 November 2018 menjadi hari paling kelabu dalam kehidupan Bayu Yuniarti Hendriani. Hari itu, dia mendengar kabar, suaminya, Abdullah Fitrhi Setiawan, tewas dan ditemukan dalam drum.

Tangis Bayu Yuniarti pecah terlebih mendengar jasad suaminya ditemukan di kawasan industri Kabupaten Bogor.

Siang itu, petugas dari Polsek Klapanunggal, Kabupaten Tangerang, memberi tahu langsung soal kabar duka tersebut.

"Sekitar jam 14.00 WIB, petugas polisi datang menanyakan rumah Abdullah Fithri di mana. Saya tanya ada apa? Katanya, nanti diceritakan bareng dengan keluarga," ujar Ketua RT setempat, Ikhsan, Senin (19/11/2018).

Ikhsan yang rumahnya berada persis di samping rumah duka, kemudian menemani polisi menemui Bayu Yuniarti. Namun, polisi tak tega saat mendapati Bayu Yuniarti berada sendirian di rumah. Petugas pun menunda pemberitahuan kabar duka itu.

Polisi lalu meminta istri korban untuk memanggil keluarga lain. Akhirnya, sekitar jam 15.30 WIB, ibu dan adik kandung Dufi tiba di rumah duka.

Merasa hal yang akan disampaikan polisi adalah urusan keluarga, Ikhsan pun memilih pulang. "Dari dalam rumah saya dengar tangisan istri dan ibu kandungnya pecah, histeris. Baru saya keluar rumah," ujar Ikhsan.

Saat itulah dia mengetahui, Dufi tewas dan jasadnya berada dalam drum di daerah Kabupaten Bogor.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Sampaikan ke Enam Anak Dufi

Pemakaman Abdullah Fithri Setiawan
Pemakaman Abdullah Fithri Setiawan (Pramitha/Liputan6.com)

Dufi tewas secara mengenaskan dalam drum biru di Kawasan Industri Klapanunggal, Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Kepala Instalasi Forensik RS Polri Jakarta Kombes Edy Purnomo mengatakan, terdapat luka senjata tajam di bagian tubuh korban.

"Sementara ada luka karena senjata tajam di bagian leher dan punggung," ujar Edy, Jakarta, Minggu 18 November 2018.

Namun, keluarga besar tidak memberitahukan penyebab kematian Dufi ke enam anak korban. Mereka hanya diberitahu jika ayahnya meninggal karena kecelakaan.

"Biar enggak syok, jadi anak-anak dikasih tahunya karena kecelakaan," ujar Ikhsan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya