Ketua DPR Usul OPM Masuk Daftar Teroris di PBB

Bambang Soesatyo menilai aksi OPM melampaui batas kemanusiaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2018, 14:35 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 14:35 WIB
Lembaga Survei Rilis Raport Kerja dan Citra DPR
Ketua DPR Bambang Soesatyo saat hadir dalam rillis survei yang diadakan lembaga survei Charta Politika Indonesia di Jakarta, Selasa (28/8). Survei diadakan di delapan kota besar di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menyampaikan pidato dalam penutupan masa persidang II Tahun 2018-2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini kembali mengungkapkan keperihatinan terhadap tragedi pembunuhan terhadap 20 orang pekerja Istaka Karya, di Kabupaten Nduga, Papua.

"Belasungkawa yang mendalam terhadap para korban beserta keluarga penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang sudah bertindak di luar batas dan sesungguhnya sudah bisa dikategorikan sebagai tindakan teroris," kata Bamsoet di dalam rapat paripuna.

Bamsoet menilai kejadian tersebut sebagai suatu tindakan yang keji. Dia juga menuding aksi itu dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

DPR , kata dia, juga bisa mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memasukkan Organisasi Papua Merdeka sebagai organisasi teroris

"Kita bisa mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memasukan Organisasi Papua Merdeka sebagai organisasi teroris, sebagaimana definisi PBB itu sendiri. Sebab, mereka sudah membunuh secara brutal dan meneror warga sipil tidak berdosa," kata Bamsoet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pulihkan Keamanan

DPR juga berharap pemerintah bisa segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pembunuhan tersebut. Ia juga meminta aparat memulihkan keamanan yang di Papua.

"DPR juga berharap pemerintah dapat mengambil tindakan tegas dan keras terhadap pelaku dan memulihkan kondisi keamanan di Papua," ucap Bambang.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya