Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan menuju Dusun Bombang, Desa Patambanua, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, tidaklah mudah. Butuh 3 hingga 4 jam perjalanan ke sana, belum lagi kondisi jalan menanjak dan licin. Lima tahun sudah desa ini ditinggal guru, akibatnya anak-anak desa putus sekolah.
"Mereka buta huruf karena 5 tahun terakhir tidak ada aktivitas belajar mengajar di sekolah," ujar Komandan Kodim 1402/Polmas Letkol Arh. Dedi Setia Arianto, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (24/1/2019).
Jangan dibayangkan sekolah di kampung ini seperti sekolah pada umumnya. Ruang kelasnya cuma dua dan berdinding kayu. Tidak ada foto pahlawan yang menghiasi dindingnya. Hanya ada satu papan tulis putih terpasang di dinding kelas.
Advertisement
Lantainya tidak selicin dan mengkilat lantai sekolah di perkotaan. Lantai dua ruang kelas beralas tanah. Kala hujan, lantai becek. Kondisi sebaliknya bila kemarau, berdebu.
Karena tidak ada tenaga pengajar, Babinsa Kodim 14102/Polmas, Kopral Satu Kaharudin, mengajar 40 orang anak dari 50 kepala keluarga tersebut.
Tidak mudah untuk bisa mengumpulkan anak-anak yang putus sekolah tersebut. Karena anak-anak yang sudah berumur 12 tahun ke atas sudah ikut kerja di ladang membantu orangtua mereka.
"Jadi ketika datang untuk mengajar, hanya tinggal anak-anak masih kecil, sedang yang lainnya ikut orangtua ke kebun," jelas Dedi. "Namun demikian, Koptu Kaharuddin tidak menyerah begitu saja, dan akhirnya bisa mengajar anak-anak sebelum berangkat ke kebun. Ke depannya kita ingin agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak," tegas lulusan Akmil tahun 1999 ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mengentaskan Buta Huruf
Menurut Dedi, membantu mengentaskan buta huruf menjadi salah satu tugas TNI sebagai bentuk pembinaan generasi muda.
"Kita berharap, selain untuk masa depan mereka kelak, juga dengan pengetahuan dan keterampilannya dapat turut berkontribusi dalam hal pembangunan daerahnya. Ini penting, karena kunci keberhasilan suatu daerah, salah satunya adalah pemberdayaan dan partisipasi sumber daya manusia,” kata Dedi Setia.
Kepala Dusun Bombang, Masril mengatakan sekitar 40 orang anak-anak di desa tersebut tidak tahu baca tulis karena tidak ada yang sekolah.
"Dulu pernah ada guru yang datang mengajar terkadang 2 kali sebulan dan sejak 5 tahun terakhir gurunya sudah tidak pernah datang," kisah Masril.
Masril berterimakasih kepada Kodim 14102/Polmas yang mengerahkan para Babinsanya untuk membantu mengajar anak-anak.
"Kami yakin kehadiran prajurit TNI untuk membantu mengatasi ketertinggalan anak-anak di sini sekaligus membangkitkan semangat mereka untuk untuk kembali sekolah," Masril memungkasi.
Advertisement