Pengamat: Pelajaran dari Prabowo, Pertarungan Politik Itu Sementara

Menurutnya, pertemuan ini dapat menjadi contoh yang baik untuk para pendukung dari kedua kubu. Sebab, sisa rasa ketegangan dan kebencian yang masih ada bisa mereda.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 13 Jul 2019, 18:48 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2019, 18:48 WIB
Keakraban Jokowi dan Prabowo Saat Bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus
Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi (kanan) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Prabowo mengatakan masyarakat tidak boleh lagi berseteru sebab Pilpres sudah lewat. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas mengapresiasi pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. 

Menurutnya, pertemuan ini dapat menjadi contoh baik untuk para pendukung dari kedua kubu. Sebab, sisa rasa ketegangan dan kebencian yang masih ada bisa mereda.

“Semua pihak menemukan landasan nilai yang baru, bahwa pertarungan politik sifatnya sementara, bukan pertarungan seperti halnya dalam peperangan, pertarungan hidup dan mati,” ujar Abbas saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (13/7/2019).

Abbas mengatakan, Prabowo sudah menunjukkan sikap yang teladan untuk para pendukungnya. Yakni, dengan memberikan selamat secara langsung kepada Jokowi sebagai presiden terpilih.

Selain itu, ketika Prabowo dengan lapang dada menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), para pendukung seharusnya juga dapat menerima dengan ikhlas.

“Ini friendly competition, antar teman, antar kawan. Dan namanya juga demokrasi, inilah jalan damai untuk menyelesaikan konflik dan perbedaan prinsip tentang negara. Itu inti demokrasi,” tegas Abbas.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Wajar Dinegosiasikan

Abbas menambahkan , pertemuan Jokowi dengan Prabowo ini juga otomatis menepis isu-isu liar yang sempat beredar di masyarakat. Misalnya tentang syarat rekonsiliasi dengan cara pembebasan tokoh tertentu, atau permintaan untuk memulangkan Rizieq Shihab.

Baginya, wajar juga bagi kedua pihak untuk melakukan negosiasi dalam bekerja sama. 

“Menurut saya semuanya itu tidak relevan, karena pada intinya Pak Prabowo sendiri punya sikap yang lebih jelas dan bisa diterima oleh semua pihak,” ucap Abbas.

“Pak Jokowi juga terbuka untuk misalnya mengajak Pak Prabowo sama-sama membangun bangsa ini, bentuk kerja samanya tentu saja wajar dinegosiasikan. Apakah masuk ke pemerintahan atau di luar pemerintahan, itu kan sesuatu yang wajar saja dinegosiasikan,” dia mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya