Ormas Pendiri Golkar Siap Kawal Visi Indonesia Jokowi-Ma'ruf

SOKSI konsisten mendorong Golkar untuk menjadi kekuatan utama dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2019, 12:26 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 12:26 WIB
KPU Tetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Pasangan Presiden dan Wapres terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin menyanyikan lagu Indonesia Raya pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta -L Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia), Erwin Ricardo Silalahi menegaskan kembali posisi SOKSI terhadap pemerintahan Jokowi.

Dia memastikan pihaknya mendukung visi Indonesia yang disampaikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Pernyataan itu disampaikan di hadapan Pengurus Depidar SOKSI DKI Jakarta saat mengikuti Rapat Pleno Diperluas Depidar SOKSI Jakarta. Hadir pada kesempatan itu, Ketua Umum Depinas SOKSI Ali Wongso Sinaga, Ketua Bidang OKK Depinas SOKSI Anshari Wiria, Ketua Harian Depidar SOKSI DKI Mikael Mali, Sekretaris Depidar DKI Elfrans Golkari, Wakil Ketua Bidang Koperasi dan UKM Riko Heryanto, dan Bendahara Depidar DKI Ahyan Septiani.

"SOKSI bersama Partai Golkar sebagai kekuatan politik yang didirikan oleh SOKSI, memosisikan visi ke-Indonesiaan dari Presiden Jokowi senapas dengan Pancasila. Sebagai jembatan menuju Indonesia yang maju dan modern sejajar dengan negara-negara industri maju di dunia," kata Erwin di Resto Handayani, Matraman, Jakarta Pusat, Sabtu 20 Juli 2019.

Menurutnya, sikap SOKSI terhadap pemerintahan Jokowi-Amin merupakan kelanjutan sikap ideologis yang telah didedikasikan kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla usai Pilpres 2014.

"Sikap ideologis SOKSI itu berbasis pada keyakinan ideologis selaras dengan doktrin ideologis SOKSI, yakni "Panca Dharma Karyawanisme", bahwa visi pemerintahan Jokowi merupakan implementasi dari Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) yang tak lain adalah sublimasi dari nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan negara," ujar politikus Golkar ini.

Pihaknya konsisten mendorong Golkar untuk menjadi kekuatan utama dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam rangka memanifestasikan pembangunan nasional, yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Partai Golkar, jelas Erwin, dengan segudang kader terbaik seperti Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto siap membantu Presiden Jokowi dalam pemerintahannya kedua untuk merealisasikan pembangunan kualitas SDM yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Dukung Airlangga

KPU Tetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Pasangan Presiden dan Wapres terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin berbincang pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Airlangga, kata Erwin, salah satu kader terbaik bangsa yang menginisiasi penyiapan SDM dalam memasuki Revolusi Industri 4.0 dan menciptakan pendidikan vokasi di seluruh Indonesia.

Erwin juga menyikapi soal hangatnya dinamika politik di internal Golkar. Ormas pendiri Golkar, lanjut Erwin, bakal mendukung Airlangga melanjutkan kepemimpinan di partai berlambang beringin.

"Dengan demikian Pak Airlangga Hartarto secara de facto dan de jure merupakan Ketua Dewan Pembina SOKSI. Tentulah dari fatsun atau etika berorganisasi. Kami tetap bersama dengan Pak Airlangga dalam menyikapi dinamika Partai Golkar sampai ke arena Munas," tegas Erwin.

Pihaknya menilai sosok Airlangga Hartarto merupakan figur yang cakap dan kapabel dalam memimpin Golkar sejak mengantongi mandat Munaslub Desember 2017.

"Pak Airlangga pun terkategori sebagai menteri yang berhasil mengangkat kinerja kementeriannya. Beliau adalah tokoh nasional yang cakap dalam memimpin, baik di Golkar maupun di lingkungan kementerian. Saya katakan Airlangga sangat pantas memimpin kembali Golkar untuk periode 2019-2024," ucap dia.

Oleh karena itu, Erwin menilai tidak berlebihan jika Airlangga ditetapkan kembali sebagai ketum Golkar secara aklamasi di Munas.

"Voting dalam demokrasi bersifat niscaya. Namun, demokrasi Indonesia menyediakan tahapan sebelum voting, yakni musyawarah untuk mufakat. Jadi aklamasi adalah hasil akhir dari proses alamiah demokrasi ala Indonesia. Dan itu memiliki derajat yang juga tinggi yang lahir dari sebuah kesepakatan dan kemufakatan bersama secara kolektif," jelasnya.

Dia optimistis, Airlangga kembali memimpin Golkar 5 tahun ke depan. Sebab, menurutnya, Airlangga telah terbukti mampu mengawal kebijakan Presiden Jokowi dengan baik.

Di masa mendatang, Erwin mengingatkan bangsa Indonesia dihadapkan pada ancaman riil disintegrasi nasional sebagai akibat dari tabrakan kepentingan korporasi multinasional.

Oleh karena itu, Partai Golkar pun memerlukan kepemimpinan yang kuat, kapabel serta memenuhi landasan moral Partai Golkar yang diatur dalam AD/ART organisasi yaitu prinsip PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela).

"Intinya Partai Golkar memerlukan kepemimpinan yang tangguh dalam artian cakap, kapabel, dan kompatibel, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Airlangga selama ini," tandas Erwin.

 

Reporter: Raynaldo Ghiffari Lubabah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya