Tips Kelola Uang Agar Mampu Membeli Hewan Kurban saat Idul Adha

Harga yang ditawarkan untuk hewan kurban saat Hari Raya Idul Adha pun bervariasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2019, 10:10 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 10:10 WIB
Pemeriksaan hewan kurban
Petugas Dinas Peternakan dan Pertanian memeriksa selaput lendir sapi kurban yang dijual di Mall Hewan Kurban H. Doni, Depok, Jawa Barat, Senin (29/7/2019). Pemeriksaan guna menjamin kelayakan dan kesehatan medis hewan kurban untuk dikonsumsi pada Idul Adha mendatang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah, hewan kurban banyak diburu oleh warga. Momen ini pun dimanfaatkan para pedagang untuk mengambil keuntungan. 

Harga yang ditawarkan pun bervariasi, tergantung dari besar kecilnya hewan kurban baik sapi maupun kambing. 

"Hewan kurban ditawarkan dengan harga yang beragam. Kambing ditawarkan mulai dari Rp 1,9 juta per ekor, sedangkan sapi ditawarkan mulai dari Rp 13,5 juta per ekor," kata Kepala Unit Pengelolaan Investasi Syariah (UPIS) PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Justitia Tripurwasani dalam keterangan tertulis kepada Merdeka, Jumat, 9 Agustus 2019.

Untuk menyiasati keuangan, agar bisa membeli hewan kurban, berikut ini sejumlah tips yang bisa dilakukan:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Menabung dengan Seharga Kurban Ditambah 15 Persen

Tak Ada Lahan, Pedagang Nekat Jual Hewan Kurban di Trotoar
Pedagang saat berjualan hewan kurban di trotoar, Jakarta, Senin (5/8/2019). Meski Pemprov DKI Jakarta telah melarang, sejumlah pedagang nekat berjualan hewan kurban di trotoar dengan alasan tidak memiliki lahan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketika sudah memiliki niat untuk membeli hewan kurban di tahun depan, maka jadikan ini sebagai tujuan keuangan jangka pendek.

Buat sebagai pos keuangan tersendiri yang harus diisi hingga tercapai jumlahnya. Setelah menentukan pos tersendiri, tentu pertanyaan selanjutnya adalah berapa jumlah dana yang harus ditabung setiap bulan.

Dengan perkiraan kenaikan harga sebesar 15 persen, maka harga hewan kurban tersebut akan menjadi sekitar Rp 2,2 juta per ekor kambing dan sekitar Rp 15,6 juta per ekor sapi pada tahun depan.

"Jadi, dalam 12 bulan ke depan Anda harus menabung mulai dari Rp 183.000 tiap bulan untuk membeli seekor kambing dan mulai dari Rp 1,3 juta tiap bulan untuk membeli seekor sapi," jelas dia.

2. Reksa Dana Pasar Uang Syariah

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Sejumlah siswa dipercaya oleh pihak sekolah untuk membeli langsung hewan kurban untuk sambut momen Idul Adha. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Reksa dana pasar uang syariah sangat cocok digunakan untuk menyimpan dana investasi dalam jangka pendek.

Selain likuid alias dapat dicairkan kapan saja tanpa dibebankan denda, reksa dana pasar uang syariah juga tidak dipotong pajak karena bukan objek pajak.

"Potensi imbal hasil reksa dana pasar uang syariah pun lebih kompetitif dibandingkan tabungan dan deposito, yaitu sekitar 5,8 persen per tahun dan halal," ungkapnya.

Selain itu, dengan disimpan di reksa dana pasar uang syariah, orang tidak mudah tergiur untuk menggunakan dana kurban untuk keperluan lainnya.

"Sebab, dana ini tersimpan dalam rekening tersendiri, yang tidak bisa ditarik dari mesin ATM atau gesek dari mesin debit bank," imbuhnya.

3. Kelola Bonus Tahunan

Pasar Hewan Kurban di Kuwait
Pedagang menunggu pembeli hewan kurban menjelang Idul Adha di sebuah pasar ternak di Kuwait pada 5 Agustus 2019. Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha yang identik dengan tradisi berkurban dengan hewan seperti kambing, domba, unta, sapi dan kerbau. (Yasser Al-Zayyat/AFP)

Dia menambahkan, jika menyicil setiap bulan akan mengganggu keuangan keluarga, masih ada acara lain.

Ketika menerima bonus tahunan, bonus tersebut bisa langsung sisihkan sebagian untuk membeli hewan kurban.

"Anda bisa langsung menyisihkan sejumlah harga satu ekor kambing atau sapi. Namun, jika masih belum mencukupi, manfaatkan sebagian THR Anda, dan cicil setiap bulan (untuk hewan kurban)," tandasnya.

 

Reporter:  Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya