Pegunungan Arfak Kondusif, Bupati Imbau Warga Tak Ikut Aksi Anarkis

Bupati mengimbau warga Pegunungan Arfak yang berada di Manokwari tidak terlibat dalam setiap aksi anarkis.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2019, 04:32 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2019, 04:32 WIB
Kerusuhan Pecah di Manokwari
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sampai saat ini kondisi keamanan di Pegunungan Arfak, Papua Barat sangat kondusif dan tidak ada aksi anarkis seperti yang terjadi di Manokwari, Sorong, Fakfak serta Jayapura.

Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy mengimbau warga setempat tidak terpengaruh dengan aksi anarki di Manokwari serta daerah lain dalam menyikapi insiden di asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

"Saya memang sudah imbau berkali-kali agar masyarakat tetap tenang dan masyarakat kami paham," kata Yosias Saroy di Manokwari, Sabtu (31/8/2019).

Saroy mengungkapkan kekecewaannya atas aksi anarkis yang terjadi di Manokwari pada 19 Agustus lalu. Kerusuhan itu dinilai membawa dampak buruk yang luar biasa terhadap pembangunan di daerah.

Ia mengemukakan, Manokwari, Teluk Bintuni, Tambrauw, Pegunungan Arfak dan Manokwari Selatan merupakan wilayah adat Suku Besar Arfak. Ia berharap siapa pun yang datang di wilayah tersebut tidak berbuat kerusakan.

"Kami masyarakat Suku Arfak menerima dengan lapang siapa pun yang datang di sini. Silakan membangun usaha, cari nafkah dan kita saling menghargai satu sama lain. Jangan hancurkan kami punya rumah ini," kata salah satu tokoh suku besar Arfak tersebut.

Bupati pun mengimbau warga Pegunungan Arfak, terutama dari kalangan Suku Arfak yang berada di Manokwari tidak terlibat dalam setiap aksi anarkis. Ia berharap masyarakat Suku Arfak menjadi teladan bagi suku-suku lain di daerah itu.

"Kalau mau melakukan demo menyampaikan aspirasi silakan, konstitusi memperbolehkan. Tapi jangan anarkis, jangan merusak fasilitas publik, jangan mencuri dan menjarah, saya tidak setuju," ujar Yosias seperti dikutip Antara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tergantung pada Manokwari

Manokwari merupakan rumah bersama yang harus dijaga oleh siapa pun yang datang dan mencari penghidupan di daerah tersebut. Secara ekonomi, Kabupaten Pegunungan Arfak menerima efek buruk akibat kerusuhan yang terjadi pada Senin 19 Agustus lalu.

"Manokwari ini kan dapur umum, sembako dan barang-barang strategis seperti material bangunan kami datangkan dari Manokwari," kata Yosias.

Kalau Manokwari terganggu, Pegunungan Arfak juga pasti terganggu. "Begitu pula Manokwari Selatan, Tambrauw, Teluk Wondama dan Teluk Bintuni," Yosias memungkasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya