Jokowi Minta Penanganan Kasus di Papua Diselesaikan Tanpa Emosi

Moeldoko menilai, kerusuhan di Papua sengaja dilakukan untuk memprovokasi sehingga terjadi pelanggaran HAM berat.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2019, 18:21 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 18:21 WIB
Presiden Jokowi Beri Keterangan Terkait Revisi UU KPK
Presiden Joko Widodo didampingi Kepala Staf Kepresiden Moeldoko dan Mensesneg Pratikno menyampaikan keterangan terkait revisi UU KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/9/2019). (Liputan6.com/HO/Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan Presiden telah memberikan instruksi tegas pada aparat yang menangani kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Kata dia, Jokowi menginstruksikan agar semua masalah proporsional dan profesional. 

"Sudah, tadi sudah disampaikan pada saat pertemuan pertama ya. Intruksi presiden jelas, supaya diselesaikan dengan cara-cara proporsional dan profesional," kata Moeldoko di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Lanjut Moeldoko, Jokowi juga meminta agar semua masalah ditangani tanpa emosi. Serta tindakan yang represif. 

"Enggak ada perintah represif. Semunya diminta untuk menahan diri, jadi jangan kita memunculkan situasi yang tidak bagus," ungkap dia. 

"Jadi semunya harus terkontrol dengan baik aparat keamanan, dan tidak ada langkah langkah yang eksesip, tetapi keamanan menjadi kebutuhan bersama," sambungnya.

Tambahnya, kerusuhan ini sengaja dilakukan untuk memprovokasi Indonesia sehingga terjadi pelanggaran HAM berat. Karena itu, meminta semua pihak untuk lebih menahan diri. 

"Begini ya, karena situasi ini sekali lagi situasi yang diprovokasi dalam rangka menciptakan situasi untuk konsumsi PBB. Jadi kita harus mensikapi itu dengan, jangan sampai kita ikut terbawa emosi, terpancing dan seterusnya," ucap dia. 

Sebelumnya diketahui, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf A Rodja menyebutkan bahwa aksi demonstrasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, karena isu hoaks atau berita yang tidak benar.

"Wamena pada minggu lalu ada isu bahwa, ada seorang guru mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas melakukan aksi demonstrasi atau unjuk rasa pagi tadi," kata Rudolf di Abepura, Kota Jayapura, Senin (23/9/2019), dikutip dari Antara.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya