PDIP Siap Pasang Badan untuk Jokowi Hadapi Goyangan Isu UU KPK

PDIP percaya terhadap komitmen Presiden Jokowi dalam melakukan pemberantasan korupsi yang lebih berkeadilan dengan melakukan revisi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Sep 2019, 18:38 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2019, 18:38 WIB
KPU Tetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Pasangan Presiden dan Wapres terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tegas dengan posisi politiknya untuk berdiri kokoh membela Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi, bersama partai koalisi, terkait isu Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia menegaskan, partainya percaya terhadap komitmen Jokowi dalam pemberantasan korupsi yang lebih berkeadilan melalui revisi UU KPK.

Hal ini disampaikannya, merujuk soal wacana akan diterbitkannya Perppu terkait UU KPK.

"Revisi UU KPK sejalan dengan hasil survei. Dimana lebih dari 64 persen responden setuju terhadap pentingnya Dewan Pengawas KPK, sehingga penyalahgunaan kewenangan dapat dihindari," ucap Hasto Kristiyanto di Cirebon, Sabtu (28/9/2019).

Dia merujuk salah satu hasil survei Litbang Kompas yang menemukan 64,7 persen responden setuju dengan ide Dewan Pengawas KPK.

Survei itu juga menemukan 44,9 persen rakyat mendukung revisi UU KPK dan 39,9 persen menolaknya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Hasto Singgung Abraham Samad

5 Perintah Megawati ke Kader PDIP Jelang Pencoblosan
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberi keterangan terkait Pemilu 2019 saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Kelima, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajarannya memenangkan pilpres dan pileg sebagai satu tarikan napas perjuangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hasto juga sempat menyinggung soal mantan komisioner KPK, Abraham Samad yang dinilai memiliki posisi politik yang berbeda dengan presiden.

"Bahkan pernyataan Abraham Samad yang pernah akan menangkap Presiden sebagai cermin hadirnya kekuasaan KPK tanpa batas, negara di dalam negara, ke depan tidak boleh terjadi lagi," kata Hasto.

"Presiden sebagai kepala pemerintahan bertanggung jawab terhadap politik hukum dan memastikan agar keadilan ditegakkan di dalam program pemberantasan korupsi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya