PVMBG Catat 32 Kali Gempa Embusan di Gunung Tangkuban Parahu

Gempa tersebut terjadi disebabkan adanya akumulasi tekanan yang terjadi dalam tubuh Gunung Tangkuban Parahu.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Okt 2019, 12:46 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 12:46 WIB
Gempa Hembusan Terjadi di Tangkuban Parahu
Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu melalui CCTV PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Bandung, Sabtu, 19 Oktober 2019. (Sumber foto : PVMBG Badan Geologi)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat 32 kali gempa embusan terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat.

Gempa tersebut terjadi disebabkan adanya akumulasi tekanan yang terjadi dalam tubuh gunung, akibat pergerakan fluida magmatik (gas) yang kemudian menimbulkan asap, baik hitam maupun putih, keluar dari permukaan kawah.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, gempa embusan tercatat sepanjang hari kemarin, Jumat 18 Oktober 2019.

Melalui rekaman seismograf pada hari yang sama, Kasbani juga mengatakan telah terjadi satu kali gempa vulkanik dangkal dan dua kali gempa tektonik jauh.

"Rekomendasi bagi masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 Kilometer dari kawah aktif," kata Kasbani dalam keterangan resminya di Bandung, Sabtu (19/10/2019). 

Kasbani melanjutkan, peringatan keselamatan penerbangan (VONA) terakhir terkirim kode warna oranye, terbit tanggal 2 Agustus 2019 pukul 04.20 WIB. Hal itu terkait pengamatan emisi abu vulkanik pada pukul 01.45 WIB, dengan ketinggian kolom abu tidak teramati. 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Cuaca Cerah di Gunung Tangkuban Parahu

Suasana Gunung Tangkuban Perahu Sehari Setelah Erupsi
Petugas Basarnas meninjau gunung Tangkuban Perahu sehari setelah erupsi di Subang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (27/7/2019). PVMBG menyatakan berdasarkan analisis, Gunung Tangkuban Parahu masih berpotensi erupsi dengan masih terekamnya tremor berkelanjutan. (AFP Photo/Timur Matahari)

Pada hari ini pengamatan di Gunung Tangkuban Parahu, cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah selatan. Sementara, suhu udara sekitar 16 - 24 derajat Celcius.

"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Melalui CCTV teramati asap putih sedang-tebal dengan tinggi rata-rata 70 meter dari dasar kawah," ujar Kasbani.

Tingkat aktivitas gunung dengan ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut (mdpl) masih di Level II atau Waspada.

Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi pada 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 200 meter di atas puncak, atau lebih kurang 2.284 mdpl.

Erupsi susulan yang terjadi pada tanggal 1 Agustus 2019 pukul 20.46 WIB, tinggi kolom asap 180 meter dari dasar kawah. Lalu diikuti erupsi tanggal 2 Agustus 2019, mulai pukul 00.43WIB serta erupsi pada pukul 04.56 WIB yang berlangsung menerus.

Akhir Agustus 2019, tepatnya pada tanggal 31, Gunung Tangkuban Parahu kembali erupsi. Ketinggian kolom abu saat itu lebih kurang 150 meter dari dasar kawah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya