Nasdem Bakal Temui PKS Usai Pelantikan Jokowi, Bahas Apa?

Pertemuan tersebut akan dipimpin langsung oleh Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2019, 12:55 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 12:55 WIB
Surya Paloh
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Nasdem Surya Paloh disebut berencana menemui petinggi PKS. Pertemuan tersebut rencananya akan dilakukan usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi dilantik dan mengumumkan kabinetnya.

"Insyaallah setelah Pak Jokowi dilantik dan kabinet diumumkan, kami pertama akan kunjungi PKS dan dipimpin oleh ketua umum. Bahkan sudah ditentukan harinya," ujar politikus Partai Nasdem, Sugeng Suprawoto di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).

Lawatan tersebut sesungguhnya merupakan pertemuan Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman yang tertunda. Kata Sugeng, pertemuan sebelumnya tertunda karena petinggi PKS tengah melaksanakan umrah.

Nasdem memutuskan melakukan pertemuan setelah pelantikan dan pengumuman kabinet karena tidak ingin dianggap membahas koalisi. Pertemuan itu, kata Sugeng, merupakan ide Surya Paloh.

"Kalau pertemuannya sebelum kabinet diumumkan seolah-olah dalam rangka koalisi, tidak koalisi, lebih baik diadakan setelah Pak Jokowi dlantik dan kabinet diumukan, sehingga kita sudah lepas dari persoalan yang sifatnya konspiratif," kata Sugeng.

Saat ditegaskan kapan tanggal pertemuan tersebut, Sugeng belum bisa memastikan. "Sedang dicari harinya, secepat mungkin," ucap politikus Nasdem itu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

PKS Sambut Baik

Politikus PKS Nasir Djamil membenarkan wacana pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman. Tetapi dia belum bisa memastikan kapan pertemuan bakal digelar.

Menurutnya, pertemuan demikian baik dilakukan oleh para ketua umum partai untuk menghapus perbedaan yang tidak signifikan. Serta baik pula pertemuan tidak dalam maksud tertentu.

"Ini tradisi harus dibangun ke depan jangan kalau ada maunya bertemu. Saya pikir agenda pertemuan ketua umum politik harus jadi tradisi," kata Nasir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya