Kebakaran Gunung Salak Diduga Akibat Puntung Rokok Pencari Kayu Bakar

Api melalap kawasan hutan hujan tropis Gunung Salak tepatnya di Blok Legok Ipong, Pasir Malang, Kampung Cihandeuleum, Desa/Kecamatan Cidahu

oleh Achmad Sudarno diperbarui 08 Nov 2019, 07:09 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 07:09 WIB
Kebakaran Gunung salak
Seorang petugas Balai TNHGS sedang memadamkankan api dengan cara memukul-mukul titik api dengan mamakai dahan pohon di kawasan Gunung Salak, Cidahu, Sukabumi, Kamis (7/11/2019) malam.

Liputan6.com, Bogor - Kawasan konservasi Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tepatnya di Blok Legok Ipong, Pasir Malang, Kampung Cihandeuleum, Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, sempat terbakar.

Api melalap kawasan hutan hujan tropis Gunung Salak, tepatnya di Blok Legok Ipong, Pasir Malang, Kampung Cihandeuleum, Desa/Kecamatan Cidahu sejak pukul 15.30 WIB, Kamis (7/11/2019).

"Benar dan saat ini (kebakaran) sudah berhasil dipadamkan," kata Kepala Balai TNGHS Awen Supranata saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis malam.

Titik api berhasil dipadamkan 7 jam kemudian atau sekitar pukul 21.30 WIB. Pemadaman api dilakukan dengan cara manual melibatkan tim gabungan petugas Balai TNHGS, Volunteer Kawah Ratu, TNI-Polri, MVA, dan masyarakat sekitar.

"Karena titik api jauh dari sumber air, pemadaman api dilakukan dengan cara memukul-memukul sumber api pakai ranting pohon," ujar Awen.

Kendati api dinyatakan sudah betul-betul padam, petugas tetap masih melakukan pemantauan untuk mengantisipasi munculnya titik api kembali.

"Ada petugas yang patroli untuk antisipasi api menyala kembali," kata dia.

Menurutnya, total luas lahan di kawasan Gunung Salak yang terbakar lebih dari 3 hektar, yang terdiri dari zona tradisional berbatasan dengan zona pemanfaatan dan zona rimba. Kebakaran diduga akibat puntung rokok.

"Diperkirakan api berasal puntung rokok yang dibuang oleh pencari kayu bakar," Awen.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hambatan Pemadaman

Upaya pemadaman api yang berkobar di ketinggian 972 MDPL ini, terhambat angin kencang dan medan yang cupup berat. Sehingga membuat api cepat merambat membakar semak belukar, ranting dan batang pohon.

"Awalnya titik api berasal di luar kawasan TNGHS, karena angin bertiup cukup kencang, jadi api meluas ke atas dalam kawasan Gunung Salak," terang Dhimas Ramadhan salah tim relawan juga pencinta alam yang ikut pemadaman api.

Menurutnya, api pertama kali diketahui oleh warga. Saat itu, warga melihat asap tebal membumbung tinggi di sekitar kampung Legok Ipong. Dengan cepat api menjalar mengarah Gunung Salak.

"Tim gabungan datang lalu memadamkan api bersama warga dan dari para pencinta alam," terangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya