Liputan6.com, Jakarta Agar memiliki daya saing tinggi dan mampu bertahan menghadapi persaingan global, peran perempuan di industri ekonomi kreatif, perlu diperkuat. Caranya dengan melakukan serangkaian inovasi dan kreativitas.Â
Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, saat meresmikan Vital Voices Festival 2019 yakni Festival Perempuan dalam Film, Seni dan Budaya di Jakarta, Sabtu, (7/12).
"Semua sepakat peranan perempuan dalam seni, film dan budaya merupakan salah satu komponen penting dalam industri ekonomi kreatif Indonesia dan mampu berkontribusi bagi perekonomian kita," kata Ida.
Advertisement
Ida menyampaikan bahwa terbukti pada tahun 2018, industri ekonomi kreatif mampu menyerap sebanyak 41.340 tenaga kerja. Komposisinya yakni 72,06 persen laki - laki dan 27,94Â persen perempuan.
Menurut Ida dengan komposisi tersebut, peranan perempuan harus dioptimalkan secara kualitas dan kuantitas agar makin banyak yang terakomodir dalam aktivitas ekonomi kreatif khususnya seni perfilman di tanah air.
"Berdasarkan data tadi, saya optimis industri ekonomi kreatif kita akan terus tumbuh ke depannya dan akan terus menyerap sektor tenaga kerja yang masif kedepannya," ujar Menaker Ida.
Dalam acara yang mengambil tema Ketika Perempuan Mengambil Peran, Menaker Ida mengingatkan saat ini merupakan momentum yang baik bagi peran perempuan dalam membangun industri ekonomi kreatif melalui karya seni, film, dan budaya.
Dari sisi kesiapan kualitas dan kuantitas SDM, Ida mengatakan pihaknya saat ini terus mengembangkan balai latihan kerja agar siap mengembangkan industri ekonomi kreatif di Indonesia.
Salah satunya yang sedang disiapkan adalah di BLK Ambon yang diprioritaskan untuk pelatihan kerja di bidang industri ekonomi kreatif, seperti musik, seni, dan budaya.
"Ke depan melalui pelatihan ini, akan mempertemukan suatu supply and demand yang menjanjikan di pasar industri ekonomi kreatif di Indonesia," kata Menaker Ida.
Â
(*)