Liputan6.com, Jakarta - Ular kobra membuat heboh karena masuk ke pemukiman warga di sejumlah daerah. Warga berusaha menangkapnya dengan menggunakan tongkat atau sapu.
Ketika sudah terkendali, warga menangkapnya dengan memegang ekor ular tersebut. Tapi ternyata, tindakan ini salah loh.
Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy mengatakan, posisi ini berbahaya bagi warga karena ular bisa meliuk dan mematuk. Kedua, ular dengan ukuran kecil akan sangat kesakitan jika dipegang buntutnya.
Advertisement
Bagaimana bisa?
"Kalau ular dengan ukuran pendek, ular akan kesakitan. Tulangnya retak. Jangan dipegang buntutnya. Kalau ular panjang, tidak apa-apa," ujar Amir kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat 13 Desember 2019.
Selain itu, ular akan kesakitan jika cara memegangnya tidak benar. Misal, lanjut Amir, ketika memegang kepalanya tanpa menopang badannya.
"Kalau yang sudah tahu, kepala pegang, baru ditopang badannya. Karena kalau kepala saja ular akan kesakitan. Sama seperti ekor tadi," tutur Amir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cara Cegah Ular Masuk Rumah
Menurut Amir, sebenarnya, ada cara mudah dan murah untuk mencegah ular masuk ke rumah. Apa saja itu?
Pertama, ular sangat sensitif dengan bebauan dan lingkungan sekitarnya. Dia memiliki sensor Jacobson dan lidah yang dapat mendeteksi partikel-partikel di lingkungan sekitar, termasuk bebauan.
Dia mengungkapkan, ada sebuah Kelompok Ilmiah Remaja yang membuat penelitian tentang hal ini. Para pelajar itu, mendekatkan bebauan ke ular yang dalam keadaan tenang.
Ada pengharum baju, kapur barus, dan sebuah tumbuhan yang berbau menyengat.
"Reaksi ular paling tinggi itu dengan kapur barus," ujar Amir.Â
Namun dari penelitian selama ini, lanjut dia, ular sangat tidak suka dengan minyak tanah, bensin dan pembersih lantai yang tidak alami.
"Oleh karena itu, ketika rajin mengepel pakai pembersih lantai yang menyengat, ular tidak suka ke rumah kita,"Â kata Amir.
Kedua, ular sangat suka tempat lembab dan gelap. Tempat itu cocok untuk menetaskan telur dan bersembunyi.
Salah satu tempat lembab dan gelap yang disukai ular adalah di antara tumpukan barang. Baik di luar maupun dalam rumah.
"Jadi, hindari ada tumpukan barang di luar dan dalam rumah. Di bawah rontokan daun juga dia suka. Tapi bukan yang tergenang air ya, yang lembab," tutur Amir.
Ketiga, salah satu alasan ular banyak belakangan ini adalah punahnya predator alami ular. Contohnya, elang.
Saat ini, ular ada di posisi tertinggi di rantai makanannya. Sementara itu, makanan ular betebaran.
"Tikus itu makanan ular kan? Dan tikus itu cari makannya di sampah-sampah. Jadi kalau habis masak, sampah langsung dibuang saja hari itu juga. Jangan dibesokin," kata Amir.
Advertisement