Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan, saatnya telur-telur ular, termasuk kobra menetas. Anakan ular itu kemudian mencari tempat untuk berlindung dan berburu makanan.
Namun, bukan di hutan. Habitat asli mereka sudah berubah menjadi pemukiman.
Alhasil, ular-ular itu masuk ke rumah dan membuat warga ketakutan.
Advertisement
Terakhir, 15Â anak ular kobra di Kompleks Perumahan Citayam Village, Jumat (13/12/2019).Â
Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy mengatakan, musim hujan memang waktunya telur ular menetas. "Kalau musim kawinnya di musim kemarau," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta.
Menurut dia, sebenarnya, ada cara mudah dan murah untuk mencegah ular masuk ke rumah. Apa saja itu? Berikut ulasannya:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rajin Pel Lantai
Ular sangat sensitif dengan bebauan dan lingkungan sekitarnya. Dia memiliki sensor Jacobson dan lidah yang dapat mendeteksi partikel-partikel di lingkungan sekitar, termasuk bebauan.
Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy mengungkapkan, ada sebuah Kelompok Ilmiah Remaja yang membuat penelitian tentang hal ini. Para pelajar itu, mendekatkan bebauan ke ular yang dalam keadaan tenang.
Ada pengharum baju, kapur barus, dan sebuah tumbuhan yang berbau menyengat.
"Reaksi ular paling tinggi itu dengan kapur barus," ujar Amir saat berkunjung ke Liputan6.com.Â
Namun dari penelitian selama ini, lanjut dia, ular sangat tidak suka dengan minyak tanah, bensin dan pembersih lantai yang tidak alami.
"Oleh karena itu, ketika rajin mengepel pakai pembersih lantai yang menyengat, ular tidak suka ke rumah kita,"Â kata Amir.
Advertisement
Singkirkan Tumpukan Barang
Ular sangat suka tempat lembab dan gelap. Tempat itu cocok untuk menetaskan telur dan bersembunyi.
Salah satu tempat lembab dan gelap yang disukai ular adalah di antara tumpukan barang. Baik di luar maupun dalam rumah.
"Jadi, hindari ada tumpukan barang di luar dan dalam rumah. Di bawah rontokan daun juga dia suka. Tapi bukan yang tergenang air ya, yang lembab," tutur Amir.
Rajin Buang Sampah
Salah satu alasan ular banyak belakangan ini adalah punahnya predator alami ular. Contohnya, elang.
Saat ini, ular ada di posisi tertinggi di rantai makanannya. Sementara itu, makanan ular betebaran.
"Tikus itu makanan ular kan? Dan tikus itu cari makannya di sampah-sampah. Jadi kalau habis masak, sampah langsung dibuang saja hari itu juga. Jangan dibesokin," kata Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy kepada Liputan6.com.
Advertisement