Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan, memang waktunya telur-telur ular, termasuk kobra untuk menetas. Telur yang dihasilkan bisa mencapai 10-20 butir sekali waktu. Sementara, musim kemarau dipilih sebagai waktu yang tepat bagi ular untuk kawin.
Melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah wilayah, maka tak mengherankan jika banyak ditemukan anakan ular kobra yang berkeliran di permukiman warga.
Bersama petugas damkar, warga juga pernah menemukan puluhan telur ular, bahkan induk ular kobra di tempat-tempat lembab dan tersembunyi di sekitar lingkungan rumah penduduk.
Advertisement
Lantas, kenapa banyak ular kobra ditemukan di permukiman? Selain habitat aslinya yang kini telah berubah menjadi daerah permukiman, peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy mengatakan, predator alami dari ular telah banyak yang punah. Salah satunya elang.
Berikut ulasan berita-berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com selama sepekan lalu:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Induk Ular Kobra di Grand Depok City
Dianggap akan membahayakan warga Perumahan Anggrek 2 Grand Depok City, Kecamatan Cilodong, Depok, petugas kemanan setempat terpaksa mematikan seekor induk ular kobra yang ditemukan di pembuangan pendingin ruangan atau AC.
Penemuan induk ular kobra tersebut terjadi Rabu 11 Desember 2019, sekitar pukul 13.00 WIB.
"Pak Sinaga menelepon saya minta tolong usir ular di kediamannya," kata Sulistyo saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (12/12/2019).
Panjang induk ular korba tersebut diperkirakan 1 meter. Sulistyo memancing binatang melata itu dengan menyiramkan air panas ke saluran pembuangan AC.
Sulistyo mengakui, ular memang sering ditemui di Perumahan Anggrek 2 Grand Depok City. Setidaknya dalam satu bulan terakhir, sudah ada tiga ular yang dibunuh.
"Banyak Pak, mungkin karena ada tempat bekas proyek, ada tanah kosong, rumput lumayan tinggi, kalau tidak rajin babatin bisa jadi tempat persembunyian," ujarnya.
Advertisement
Tips Cegah Ular Datang ke Rumah
Peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy mengatakan, musim hujan memang waktunya telur ular menetas. Sementara, musim kawin ular dilakukan saat kemarau.
Namun, apa yang terjadi saat ini, telur-telur tersebut malah menetas di permukiman warga. Bukan di habitat aslinya, yakni hutan. Alhasil anakan kobra tersebut membuat kepanikan.
Menurut peneliti LIPI ini ada cara mudah dan murah untuk mencegah ular masuk ke rumah.
Ular sangat sensitif dengan bebauan dan lingkungan sekitarnya. Dia memiliki sensor Jacobson dan lidah yang dapat mendeteksi partikel-partikel di lingkungan sekitar, termasuk bebauan.
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh sekelompok pelajar, ular sangat tidak suka dengan bau-bauan yang menyengat. Seperti minyak tanah, bensin dan pembersih lantai.
Ular sangat suka tempat lembab dan gelap. Tempat itu cocok untuk menetaskan telur dan bersembunyi.
Salah satu tempat lembab dan gelap yang disukai ular adalah di antara tumpukan barang. Baik di luar maupun dalam rumah.
"Jadi, hindari ada tumpukan barang di luar dan dalam rumah. Di bawah rontokan daun juga dia suka. Tapi bukan yang tergenang air ya, yang lembab," tutur Amir.