Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat mengaku kesulitan mengungkap kasus begal handphone dan tempe dalam sebuah warteg di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
"Yang jadi kendala sampai saat ini, pemilik warung tidak mau membuat laporan di polisi," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Teuku Arsya Khadafi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu (22/2/2020).
Menurut dia, saat dimintai keterangan oleh petugas, pemilik warteg menolaknya.
Advertisement
Tanpa laporan dari korban, kata Arsya, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa.
"Dasar tindakan penyidikan tentunya harus ada LP (laporan) dari korban. Karena setelah didatangi oleh petugas kepolisian, korban tidak berkenan memberikan keterangan mengenai kejadian tersebut," ungkapnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jambret di Warteg
Sebelumnya diketahui, sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan aksi penjambretan dalam sebuah warteg di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Dalam video itu, para pelaku merampas sebuah handphone, bahkan mengambil senampan tempe goreng yang ada di warteg tersebut.
Â
Advertisement