Permukiman Jadi Langganan Banjir, Warga Bekasi Salahkan Pengembang

Pembangunan proyek yang berada di belakang perumahan dituding warga sebagai penyebab utama banjir di wilayah mereka.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 26 Feb 2020, 17:03 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 17:03 WIB
banjir
Banjir di Perumahan Kuda Mas Bekasi Sudah ke 4 kali terjadi. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir menerjang permukiman warga di Komplek Kuda Mas Raya RT 04 RW 02 Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa pagi. Ketinggian air yang hampir mencapai 1,5 meter, mengharuskan warga untuk mengungsi ke tempat yang aman.

Banjir ini merupakan yang keempat kalinya terjadi di kompleks tersebut sejak awal 2020. Pembangunan proyek yang berada di belakang perumahan dituding warga sebagai penyebab utama banjir di wilayah mereka.

"Rumah saya sudah 4 kali kebanjiran sejak awal Januari. Tahun Baru itu banjir sepaha, selanjutnya 8 Februari selutut, 16 Februari juga selutut dan hari ini sepinggang di dalam rumah," kata Sandi Slamet, warga RT 04 kepada Liputan6.com di lokasi, Selasa (25/2/2020).

Ia mengatakan, sebelum adanya pembangunan proyek Komplek Kota Bintang di belakang perumahan, warga tidak pernah alami kebanjiran. Banjir baru terjadi pasca pembangunan proyek yang memakan area persawahan di belakang perumahan.

"Sebelum-sebelumnya juga nggak pernah banjir. Tapi hari-hari ini kita kebanjiran, terus dalam lagi," keluh Sandi.

Sedikitnya terdapat 20 dari 29 KK di RT 04 yang mengungsi ke musala perumahan dikarenakan rumah mereka sudah terendam banjir.

"Di dalam rumah itu sedengkul, kalau di luar rumah sampai seperut orang dewasa," ujar Violita Anggiarini, warga RT 04 yang ikut mengungsi.

Vio, sapaan akrabnya, mengaku khawatir terjadi banjir susulan yang bisa datang sewaktu-waktu. Karena itu ia memilih mengungsi dan bertahan hingga kondisi benar-benar dinyatakan aman.

"Takutnya ada banjir susulan, karena kan belum tahu bagaimana kondisi cuaca ke depannya. Jadi ya mending ngungsi dulu biar aman," celetuknya.

Ketua RW 02 Abdul Rosyid mengatakan, saluran air yang berada di proyek milik Kota Bintang yang lebih rendah daripada kali tempat buangan, membuat air mengalir ke rumah-rumah warga hingga menyebabkan banjir semakin parah.

"Sebenarnya dibuat saluran, tapi karena kondisinya di kali itu lebih tinggi, jadi airnya balik kesini. Ketika pengurukan jadi lebih tinggi di belakang itu, ya jadi (air) lebih banyakan ke sini," jelasnya.

Hal ini pun sudah pernah dilaporkan warga ke pihak terkait, namun belum sepenuhnya ditindaklanjuti. Warga bahkan sampai melayangkan surat aduan ke pemerintah daerah untuk meminta dibuatkan pintu air, normalisasi saluran air menuju kali Cakung, serta tanggul air yang memiliki ketinggian sama.

"Sesuai yang ada di tuntutan, bahwa pihak pengembang ada pembicaraan yang lebih jelas sama kompensasi fisik kepada warga di sini juga. Intinya solusi yang terbaik lah," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembangunan Saluran Bertahap

banjir
Banjir di Perumahan Kuda Mas Bekasi Sudah ke-4 kali terjadi. (Liputan6.com/Bam Sinulungga)

Ketua RT 04 Perumahan Kuda Mas, Nasir juga mengungkapkan banjir yang masuk ke rumah-rumah warga memiliki ketinggian lebih dari 50 sentimeter. Namun menurutnya banjir tak semata disebabkan oleh proyek pembangunan, tapi juga curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.

"Memang nggak seratus persen dari dampak pembangunan, karena curah hujan lumayan besar kan. Cuma karena pembangunan saluran ini masih bertahap, jadi saluran di perumahan belum berjalan dengan lancar," ucap Nasir.

Aduan warga terhadap proyek Kota Bintang yang berdampak banjir, dikatakan Nasir baru sampai ke pihak kelurahan yang berjanji akan menindaklanjuti masalah ini.

"Responsnya akan ditindaklanjuti ke pihak pengembang supaya saluran dibuatkan untuk buangan air dari warga ke saluran kali Cakung," ujarnya.

Nasir berharap masalah ini bisa secepatnya mendapat penanganan dari pihak-pihak terkait, agar warga bisa kembali merasakan kenyamanan tinggal di rumah masing-masing, tanpa harus diliputi rasa was-was akan banjir.

"Harapan saya ini yang terakhir kalinya banjir, supaya warga saya bisa tidur nyenyak dan nyaman," imbuhnya.

Tak Tahu Isi Surat

Banjir 1,5 meter rendam Perumahan Villa Mutiara Cibitung Bekasi. Foto: Liputan6.com/ Bam Sinulingga
Banjir 1,5 meter rendam Perumahan Villa Mutiara Cibitung Bekasi. (Liputan6.com/ Bam Sinulingga)

Terkait masalah ini, pihak Kota Bintang mengaku tak mempermasalahkan tudingan warga yang mengaitkan banjir dengan proyek Kota Bintang.

"Kalau mau menuding itu hak mereka. Kalau saya cuma (bagian) pelaksanaan aja, orang bawah," kata Perwakilan Pengembang proyek Kota Bintang, Pungky saat dikomfirmasi.

Ia juga mengaku tak tahu menahu soal isi surat yang dilayangkan warga Perumahan Kuda Mas untuk Pemkot Bekasi.

"Saya nggak tahu (isi surat). Tapi saya sudah menghadapi itu surat, katanya sudah dilayangkan ke kecamatan, kelurahan. Ya kita tinggal nunggu dari Pemkotnya," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya