New Normal, Wamendes Sebut Masih Ada 13 Ribu Desa Tak Punya Koneksi Internet

Presiden Jokowi berencana menerapan new normal atau tatanan kehidupan baru meski pandemi virus Corona (Covid-19) belum berakhir.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Mei 2020, 07:40 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 07:25 WIB
Wamendes Budi Arie Setiadi
Wamendes Budi Arie Setiadi

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi, mengingatkan, masih ada 13.000 desa yang hingga saat ini belum memiliki akses internet. Dia pun mempertanyakan bagaimana nanti jika konsep new normal dilakukan tanpa hal tersebut.

"Jaringan internet menjadi penting untuk mendorong desa ke arah kemajuan. Bagaimana kehidupan new normal bisa berlangsung baik jika masih banyak desa tidak memiliki akses internet? Jaringan internet penting bagi desa menuju era digital marketing, terutama dalam ekosistem ekonomi digital," ucap Budi, Rabu 27 Mei 2020.

Karenanya, dia meminta perlu ada terobosan baru yang harus diwujudkan dalam BUMDes, agar perekonomian desa bisa bergerak, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, namun juga pasar mancanegara dalam new normal.

"Saya selalu sampaikan dalam setiap forum bahwa bangsa Indonesia memiliki 3 keunggulan, kompetitif atau kita sebut absolute, competitive, advantage kita sebagai bangsa. Ketiga sektor itu, pertanian, perikanan, dan pariwisata, semuanya ada di desa," tutur Budi.

Menurut dia, sektor-sektor tersebut merupakan kekuatan utama bangsa Indonesia. Sehingga dirinya meminta, konsentrasi penuh untuk pengembangan, bukan hanya sekedar mengelola dan memproduksi. Tapi juga bagaimana dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan ekonomi dengan pengemasan dan pemasaran yg baik .

"Jadi, Indonesia yang punya 74.954 desa ini bisa digarap potensinya dengan pendekatan kreatif untuk dikembangkan potensinya," jelas Budi.

Karena itu, dia menyambut baik keterlibatan semua pihak, dalam pengembangan BUMDes tersebut.

"Saya berharap mudah-mudahan teman-teman yang punya inisiatif, kreatifitas, punya inovasi, dapat membantu BUMDes-nya agar bisa berkembang dan maju. Walaupun kita tahu bahwa kondisi BUMDes saat ini memang masih banyak persoalan yang harus kita tangani," pungkas Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jokowi: New Normal Diterapkan di Daerah yang Indeks Penularan Covid-19 di Bawah 1

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Jokowi berencana menerapan new normal atau tatanan kehidupan baru meski pandemi virus Corona (Covid-19) belum berakhir.

Meski begitu, dia menekankan bahwa new normal hanya akan diterapkan di provinsi dan kabupaten/kota yang indeks penularan virus corona (R0) sudah di bawah satu.

"Nanti juga akan kita mulai untuk   tatanan baru ini kita coba di beberapa provinsi kabupaten dan kota yang memiliki R0 di bawah satu," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Rabu (27/5/2020).

Jokowi sendiri telah mengerahkan pasukan TNI-Polri di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota untuk persiapan new normal. Aparat keamanan itu akan mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan Covid-19.

Dia menjelaskan penerapan kebijakan new normal di suatu daerah bergantung pada R0 dan Rt yang sudah menurun. Jika penerapan new normal di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota tersebut efektif, maka akan diperluas ke daerah-daerah lainnya.

Jika R0 kurang dari satu, maka rata-rata orang yang terinfeksi akan menularkan kurang dari 1 orang. Sebaliknya, apabila R0 diatas satu maka masih ada penyebaran virus corona.

"Persiapan pelaksanaan tatanan normal baru yang akan kita lihat dari angka-angka dan fakta-fakta di lapangan utamanya yang berkaitan dengan R0 dan Rt," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya