Ratusan Pengungsi Asing di Kalideres Berunjuk Rasa Menuntut Keadilan

Para pengungsi itu menuntut UNHCR memberikan perhatian yang layak selama di lokasi penampungan dan segera dikirim ke negara ketiga.

oleh Rinaldo diperbarui 18 Agu 2020, 14:55 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 14:32 WIB
Kemah-kemah pengungsi dari Afrika dan Asia Selatan di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres, Jakarta Barat (4/4/2018) (Muhammad Husni Mubarok/Liputan6.com)
Kemah-kemah pengungsi dari Afrika dan Asia Selatan di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres, Jakarta Barat (4/4/2018) (Muhammad Husni Mubarok/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan pengungsi asing di Kalideres, Jakarta Barat, berunjuk rasa meminta keadilan kepada Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di tengah situasi pandemi Covid-19.

"We want justice (kami inginkan keadilan)!" seru para pengungsi asing itu di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (18/8/2020).

Dikutip dari Antara, para pengungsi asing Kalideres menuntut UNHCR memberikan perhatian yang layak selama terkatung-katung di lokasi penampungan dan segera dikirim ke negara ketiga.

Salah seorang orator dengan pengeras suara membakar semangat rekan-rekannya untuk meneriakkan tuntutan keadilan kepada UNHCR. Seluruh pengungsi asing mulai dari anak-anak dan dewasa mengosongkan gedung eks Kodim 0503 Jakarta Barat dan membawa keperluan mereka untuk berdemo.

Pada awalnya, mereka berencana nekat berjalan kaki sejauh kurang lebih 20 kilometer hingga ke kantor UNHCR di Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Selain itu, mereka sudah mempersiapkan bekal untuk menginap.

Sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja, TNI dan Polri terlihat berjaga untuk mengantisipasi gangguan keamanan.

Kapolsek Kalideres Kompol Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya telah menyampaikan dua opsi pertemuan pengungsi asing Kalideres dengan pihak UNHCR untuk menyampaikan aspirasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diangkut 4 Bus

Salah satunya adalah pertemuan langsung perwakilan pengungsi asing dengan pihak UNHCR, baik secara langsung maupun daring. Namun, rencana itu ditolak, karena seluruh pengungsi asing ingin menyampaikan aspirasinya.

"Kalau semuanya, sekarang situasi lagi pandemi Covid-19, sesuai anjuran pemerintah harus melaksanakan protokol kesehatan," kata Slamet.

Slamet memastikan bahwa sekitar 200 pencari suaka itu akhirnya diangkut menggunakan empat unit bus yang disediakan untuk meminimalisasi hal yang tak diinginkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya