Liputan6.com, Jakarta Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus tingkatkan kemampuan mitigasi akibat Gunung Merapi yang kini berstatus siaga.
"Kami tengah meningkatkan kualitas jaringan pemantauan, menyebarluaskan informasi aktivitas Gunung Merapi terkini, serta meningkatkan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi di dusun-dusun di Kawasan Rawan Bencana (KRB)," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono di Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Hasil pemantauan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan aktivitas Gunung Merapi yang cukup tinggi, baik dari data kegempaan dan deformasi. Sejak minggu lalu, suara guguran juga dilaporkan semakin meningkat.
Advertisement
Bahkan guguran yang terjadi dilaporkan sampai jarak maksimal 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Kondisi ini yang menjadi faktor penetapan peningkatan status.
"Peningkatan status tersebut dilakukan mengingat hasil evaluasi data pemantauan menunjukkan aktivitas vulkanik dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk, " jelas Eko seperti dikutip dari Antara.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
30 Dusun Masuk Daerah Berbahaya
Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memetakan sebanyak 30 dusun di sekitar Merapi masuk dalam kategori daerah bahaya. Untuk itu, Kementerian ESDM terus berkoordinasi dengan BPBD tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat, pemerintah daerah, BMKG, SAR, PMI, Dinas Kesehatan, TNI-Polri, Taman Nasional Gunung Merapi, serta relawan di sekitar Merapi.
Kementerian ESDM mengimbau masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana untuk tetap mengikuti informasi serta rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat.
Advertisement