Liputan6.com, Jakarta Bunga bangkai atau amorphophallus titanum tumbuh mekar di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat. Tumbuhan langka tersebut mekar setelah selama kurang lebih 14 tahun yang lalu ditanam.
Putri Intifada dari RK (Rhenald Kasali) Mentee Rumah Perubahan mengatakan, pihak pengelola awalnya tak mengetahui jika tanaman tersebut merupakan bunga bangkai. Sekitar tahun 2007, atau 14 tahun yang lalu pihaknya menerima 10 tanaman jenis umbi-umbian.
Baca Juga
"Beberapa tahun yang lalu, sekitar 2007 ada yang membawa banyak tanaman umbi-umbian, ya sudah kami tanam selayaknya umbian biasa, ternyata dari tanaman itu muncul bunga bangkai itu," ujar dia saat dihubungi, Sabtu (6/2/2021).
Advertisement
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5Â
Putri mengatakan, di Rumah Perubahan ini pihaknya memang menerima semua tanaman yang ingin dikonservasi. Setiap tanaman akan dia tanam dan dikelola dengan baik. Karena memang Rumah Perubahan sendiri dikonsepkan seperti hutan kota.
"Sejatinya bunga bangkai tersebut biasa tumbuh di hutan liar, terlebih di kawasan Bengkulu, Pulau Sumatera. Lantaran konsep Rumah Perubahan seperti hutan kota, maka tanaman langka tersebut bisa tumbuh dan mekar," tuturnya.Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan Pertama Kali Terjadi
Menurutnya, kemunculan bunga bangkai di Rumah Perubahan bukan pertama kali terjadi.Â
"Pertama muncul tahun 2016, muncul yang namanya amorphophallus titanum. Kemudian dari beberapa (tanaman) umbi-umbian itu kita identifikasi itu juga, sama termasuk jenis amorphophallus titanum," kata dia.
Menurut dia, bunga bangkai amorphophallus titanum ini merupakan yang keempat kalinya muncul dan mekar di Rumah Perubahan. Sebelumnya juga sempat mekar bunga bangkai jenis gigas yang tingginya mencapai 4 meter.Â
Sementara, untuk bunga bangkai yang kini mekar, memiliki ketinggian sekitar 173 cm.
"173 cm, cuma sekarang kondisinya sudah sedikit layu, sehari dua hari dia layu, dan menunggu harus 7 tahun lagi baru mekar. Dalam artian masa berbunganya sudah selesai," kata dia.
Advertisement