Dukung Menkes Genjot Testing Covid-19, DPR Minta Masyarakat Tak Panik

Charles mengapresiasi langkah Menkes Budi yang menggenjot upaya testing dan tracing untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 10 Feb 2021, 02:25 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 02:25 WIB
Tes Swab Massal untuk Melacak Covid-19 di Depok
Petugas medis mengambil sampel lendir saat tes swab PCR massal di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa (5/1/2021). Puskesmas Pancoran Mas melakukan tes Swab PCR kepada warga yang pernah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang akan meggenjot pelaksanaan testing dan tracing patut diapresiasi, kendati akan berdampak pada peningkatan kasus aktif Covid-19.

Wakil Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris meminta masyarakat untuk tidak panik, meski ada peningkatan kasus aktif Covid-19.

“Karena justru dengan testing dan tracing yang jauh lebih masif, kondisi rill penyebaran Covid-19 di masyarakat bisa tergambar dengan jelas, sehingga pemerintah bisa menyusun strategi penanggulangan yang benar,” kata Charles dalam keterangan tertulis, Rabu (9/2/2021).

Charles menyebut, semua pihak harus mengakui bahwa kasus Covid-19 yang selama ini berdasarkan tes PCR, bukanlah angka riil. Artinya, realita jumlah angka positif di lapangan bisa jauh lebih tinggi.

“Hal ini terbukti dengan Positivity Rate yang tinggi sekali, bahkan sempat mencapai 30 persen lebih (6 kali lipat standar WHO 5 persen) pada Januari lalu. Angka tidak riil ini yang juga membuat pemetaan di lapangan menjadi tidak akurat, sehingga kebijakan penanganan menjadi kurang efektif,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prokes Covid-19 Tak Boleh Longgar

Charles mengapresiasi langkah Menkes Budi yang menggenjot upaya testing dan tracing untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. 

"Langkah perbaikan Menkes yang akan menggenjot testing dengan metode swab antigen terhadap 15-30 orang kontak erat per kasus aktif dalam waktu 72 jam, harus didukung,” ujarnya.

“Kami berharap dengan metode testing dan tracing baru, yang berjalan simultan dengan program vaksinasi, bisa meredam penyebaran Covid-19. Tidak boleh ada euforia ataupun kelonggaran protokol kesehatan sebelum Covid-19 benar-benar hilang dari Indonesia,” tandasnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya