Atasi Banjir di Jabodetabek, TNI AU dan BPPT Lakukan Modifikasi Cuaca

Melalui modifikasi cuaca, lanjutnya, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir seperti yang terjadi di Jabodetabek pada awal tahun ini.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Feb 2021, 12:55 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2021, 12:55 WIB
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Petugas dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dibantu personel TNI Angkatan Udara memasukkan konsol atau tabung penampung garam sebelum operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - TNI Angkatan Udara bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerbangkan pesawat untuk melaksanakan proses penyemaian awan melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu cara atasi banjir Jabodetabek.

TMC dilaksanakan menggunakan pesawat CN-295 A-2901 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, yang diterbangkan oleh Kapten Pnb Riyo dan Kapten Pnb Iskandar mengangkut 8 Konsul atau tabung dengan total garam berjumlah 2,4 ton. 

"Pada ketinggian 10.000 sampai dengan 12.000 feet pesawat CN-295 akan menabur garam di awan yang berpotensi  hujan di daerah Selat Sunda, Ujung Kulon, dan Lampung Timur, sehingga hujan tidak masuk ke daerah Jabodetabek,” kata Kepala BBTMC-BPPT, Jon Arifian dalam keterangannya, Selasa (23/2/2021).

 

Saksikan VIdeo PIlihan Berikut Ini:


Kurangi Resiko Banjir

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Garam yang siap ditabur di atas awan kumulonimbus dalam operasi TMC terlihat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (9/1/2020). Operasi TMC yang akan berlangsung hingga 12 Januari mendatang diharapkan mampu mengurangi intensitas hujan lebat di Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Melalui modifikasi cuaca, lanjutnya, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir seperti yang terjadi di Jabodetabek pada awal tahun ini.

“Target utama untuk mengurangi potensi hujan pada siang hari di Jabodetabek sekitarnya agar tingkat kejenuhan tanah berada pada level aman untuk menampung hujan,” tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya