Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Indonesia dianggap membutuhkan pesawat multitempur yang dapat beroperasi di seluruh medan laga. Untuk itu pesawat Super Tucano merupakan salah satu platform andal yang dimiliki TNI AU dianggap mampu dalam menjalankan operasi tersebut, dengan kemampuan close air support, pengintaian bersenjata, serta daya tahan operasional yang tinggi di berbagai kondisi medan.
Menurut Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Mohammad Arif Faisal, otoritasnya dan Embraer telah menyepakati Framework Agreement (FA) sebagai bagian dari upaya memperkuat kesiapan operasional armada Super Tucano TNI AU. "Hal ini menegaskan komitmen kedua industri untuk meningkatkan kesiapan tempur Super Tucano sebagai salah satu aset strategis TNI AU dalam menjaga stabilitas keamanan nasional," ujar Arif di Bandung, Rabu (19/3/2025).
Baca Juga
Arif mengatakan melalui penjanjian ini, PTDI telah resmi ditunjuk sebagai Spares Acquisition Center untuk memenuhi kebutuhan komponen Super Tucano TNI AU. Embraer dan PTDI juga akan membahas dan menjajaki pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kemampuan lokal dalam perawatan pesawat, perbaikan dan overhaul komponen, serta modifikasi. "Dalam menghadapi ancaman asimetris dan kebutuhan akan pesawat yang mampu menjalankan berbagai operasi tempur, kesiapan operasional Super Tucano menjadi krusial," kata Arif.
Advertisement
Melalui kerja sama ini, Arif mengatakan PTDI dan Embraer berkomitmen untuk memastikan armada Super Tucano TNI AU selalu dalam kondisi siap, sehingga mampu mendukung berbagai misi pertahanan negara secara efektif.
Kesepakatan tersebut menandai babak baru dalam penguatan industri pertahanan nasional, serta memperkuat posisi PTDI sebagai mitra strategis TNI dalam mendukung kesiapan alutsistanya. "Kolaborasi ini juga membuka peluang transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas industri dalam negeri, yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekosistem pertahanan Indonesia," ungkap Arif.
Dalam menghadapi tantangan pertahanan modern, TNI AU membutuhkan aset pesawat yang mumpuni untuk mendukung berbagai operasinya, termasuk operasi Counter-Insurgency (COIN), pengamanan perbatasan dan misi serangan taktis lainnya.
Framework Agreement (FA) yang ditandatangani oleh Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan Director Customer Support & Services Embraer, Marcio Rodolfo Moreira, disaksikan oleh Kepala Pusat Alat Peralatan Pertahanan Baranahan Kementerian Pertahanan RI, Marsma TNI Yusran Lubis dan Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat pada Januari 2025.