Bom di Gereja Katedral Makassar Dinilai Gunakan Pola Lama Serangan Teroris

Hal itu diutarakan oleh Ketua Relawan Jokowi Mania

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 28 Mar 2021, 19:10 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2021, 19:10 WIB
Penjagaan Ketat Gereja Katedral Makassar Pasca Ledakan Bom
Petugas polisi berjaga di dekat gereja tempat ledakan meledak di Makassar, Sulawesi Selatan (28/3/2021). Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes E Zulpan menyebut ada korban tewas dalam insiden ledakan Gereja Katedral Makssar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi. (AP Photo/Daeng Mansur)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer menegaskan, serangan teror ke gereja merupakan aksi teror yang sangat brutal. Terlebih, gereja adalah tempat jemaat kristiani beribadah yang jelas banyak masyarakat sipil di dalamnya.

"Ketika tempat ibadah atau gereja diserang ini jelas pola lama yang selalu terulang. Pertanyaannya juga sama, kenapa sih mesti gereja yang diserang. Apa salah gereja," kata aktivis 98 ini dalam siaran pers diterima, Minggu (28/3/2021).

Immanuel menilai, aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar mengundang kemarahan semua pihak, tak terkecuali kelompok relawan Jokowi.

"Kami mengutuk ledakan bom bunuh diri yang dinilai sebagai aksi brutal dan pola lama yang tidak pernah berhasil untuk menarik perhatian publik," kata dia.

Immanuel meminta aparat keamanan dan intelijen bergerak cepat mengungkap siapa pelaku pengeboman di Gereja Katedral Makassar ini. Menurut pengetahuannya, kelompok teroris garis keras saat ini tidak hanya menyerang simbol simbol barat atau pun gereja, melainkan negara.

"Mereka sedang fokus dengan strategi teror negara. Artinya mereka melawan pemerintah," ungkap Noel.

Dia pun mendesak kepada aparat berwenang mengusut dalang teror terkait. Mulai dari kelompok radikalnya apakah bersumber dari kelompok lama atau baru yang coba mengguncang stabilitas politik dan keamanan.

"Tangkap dan buru pelakunya. Siapapun otaknya harus dibekuk," dia memungkasi.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Polri: Korban Luka Akibat Bom Gereja Katedral Makassar Bertambah Jadi 14 orang

Bom Makassar
Aparat kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Jumlah korban luka akibat ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar bertambah. Polisi menyebut, 14 orang mengalami luka-luka akibat terkena serpihan ledakan bom.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono menerangkan, 14 korban luka dirawat di beberapa rumah sakit yang ada di Makassar. 

"Ada 14 korban artinya masih dalam perawatan yang sedang ditangani dokter. Mudah-mudahan segera bisa kembali untuk yang luka ringan," ujar Argo di Mabes Polri, Minggu (28/3/2021).

Argo merinci, tiga orang dirawat di Rumah Sakit Stella Maris Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka adalah sekuriti dan jemaat dari Gereja Katedral Makassar.

"Korban dari pihak sekuriti gereja dan jemaat. Jadi saat ini tiga orang itu Rumah Sakit Stella Maris Makassar dan rata-rata luka bagian leher, dada, muka, tangan dan kaki. Juga ada sekuriti luka bagian perut dan kepala, dan jemaat yang dirawat di Stella Maris juga ada yang luka lecet tangan dan kaki," ucap dia.

Selain Rumah Sakit Stella Argo menyebut, Rumah Sakit Akademis Jaury Jusuf Putra Makassar juga menjadi tempat perawatan korban luka akibat terkena serpihan ledakan. Argo menyampaikan, ada tujuh orang yang dirawat di sana. Mereka rata-rata mengalami luka di bagian kaki, betis dan paha.

"Tujuh orang di Rumah Sakit Akademis Jaury Jusuf Putra Makassar kena serpihan di kaki betis dan paha dan sudah kita lakukan pengobatan," ucap Argo.

Terakhir, Argo menyebut, empat orang korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Argo menjelaskan, ada empat korban yang sedang menjalani pengobatan.

"Empat orang di Rumah Sakit Pelamonia Makassar akibat serpihan mengenai paha, pada betis juga ada di mata kaki. Dan juga pada bagian muka," ucap Argo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya