Penangkapan di Bekasi dan Jakarta Terkait Bom di Katedral Makassar? Ini Kata Polisi

Empat terduga teroris diamankan Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten Bekasi dan Jakarta.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 29 Mar 2021, 20:35 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2021, 20:35 WIB
TKP Rumah Terduga Teroris di Condet
Tim Gegana memasang garis batas di sekeliling TKP saat penggerebekan rumah toko milik terduga teroris di kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Hingga saat ini petugas gabungan masih berjaga di lokasi untuk penyelidikan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Empat terduga teroris diamankan Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten Bekasi dan Jakarta. Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran menerangkan, keempat pelaku yakni ZA (37), BS (43), AJ (46) dan HH (56) akan diinterogasi lebih detail.

Pemeriksaan ini guna mengetahui hubungan jaringan teror tersebut dengan teroris yang meledakkan diri di Gereja Katedral Makassar.

"Nanti akan dijelaskan Densus 88 Antiteror apakah kelompok Jakarta memiliki kaitan dengan Kelompoi JAD yang melakukan aksi di Gereja Katedral Makassar," ujar Fadil di Polda Metro Jaya, Senin (29/3/2021).

Fadil enggan memberikan kesimpulan. Menurut dia, semua bukti-bukti masih perlu dikumpulkan.

"Terlalu dini bagi kami untuk menyimpulkan apabila belum menemukan fakta dan korelasi yang jelas dan pasti," ucap dia.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap empat terduga teroris di Bekasi dan Jakarta. Fadil Imran memberikan penjelasan terkait peran masing-masing terduga teroris.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peran

Fadil menerangkan, tiga teroris yakni ZA (37), BS (43), AJ (46), dan diamankan Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Fadil menyebut, peran ZA adalah pemasok bahan baku dan bahan peledak.

"ZA membeli bahan baku dan bahan peledak sperti Aseton, Hidroclorid Acid, termometer, dan Aluminium Powder," ucap dia.

Sementara, BS menjalankan instruksi ZA untuk meramu zat kimia menjadi bahan peledak. "BS mengetahui pembuatan handak (bahan peledak) dan cara membuat handak (bahan peledak)," ujar dia.

Fadil menyebut, BS yang telah memahami cara pembuatan bahan peledak mengajarkan ke AJ. Menariknya, lanjut Fadil, keduanya mengganti istilah meramu bahan peledak dengan kata "takjil". Di sini AJ dibantu oleh ZA selama membuat bahan peledak.

"Mereka mengistilahkan dengan takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," ucap dia.

Tak cuma merakit bom, AJ dan ZA serta BS beberapa kali mengadakan pertemuan. Kaitannya dengan teror.

"Mereka bertemu dalam rangka mempersiapkan aksi teror dengan menggunakan bahan peledak," ujar Fadil.

Sedangkan, satu tersangka lain inisial HH (56) ditangkap di Condet, Jaktim. Fadil menyebut, peran sangat penting. Selain sebagai penyandang dana, HH memberikan tutorial merangkit bom dalam bentuk video.

"Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk memprsiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Dia membiayai dan mengirmkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya