Hamas Siap Bebaskan Semua Sandera Asal Perang di Gaza Diakhiri

Upaya mediator untuk menghidupkan kembali gencatan senjata di Gaza sejauh ini menemukan jalan buntu.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 19 Apr 2025, 12:11 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2025, 12:11 WIB
15 Bulan Perang Israel-Hamas, Begini Kondisi Kota Rafah di Gaza
Foto udara memperlihatkan orang-orang berjalan melewati reruntuhan rumah di Rafah, Jalur Gaza Selatan pada 20 Januari 2025. (Foto oleh AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - Pemimpin Hamas menyatakan bahwa kelompoknya siap segera bernegosiasi untuk membuat kesepakatan pertukaran semua sandera dengan sejumlah tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel, sebagai bagian dari kesepakatan lebih besar untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Dalam pidatonya yang tayang di televisi, Khalil Al-Hayya, yang memimpin tim negosiasi Hamas dalam pembicaraan tidak langsung dengan Israel, mengatakan bahwa kelompoknya menolak kesepakatan gencatan senjata sementara.

"Netanyahu dan pemerintahnya menggunakan kesepakatan parsial sebagai kedok untuk agenda politik mereka, yang bertujuan melanjutkan perang pemusnahan dan kelaparan, bahkan jika harganya adalah mengorbankan semua tahanan (sandera) mereka. Kami tidak akan menjadi bagian dari kebijakan ini," kata Hayya, merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti dikutip dari Arab News.

Mesir selaku mediator telah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata Januari lalu yang sempat menghentikan pertempuran di Jalur Gaza sebelum gagal bulan lalu. Namun, belum ada tanda-tanda kemajuan, dengan kedua pihak—Israel dan Hamas—saling menyalahkan atas kegagalan mencapai kesepakatan.

Menurut sumber Palestina dan Mesir, putaran terbaru pembicaraan pada Senin (14/4/2025) di Kairo untuk memulihkan gencatan senjata dan membebaskan sandera Israel berakhir tanpa terobosan berarti.

Hayya menegaskan bahwa Hamas menerima proposal mediator, Qatar dan Mesir, untuk membebaskan sebagian sandera sebagai ganti tahanan Palestina yang dipenjara Israel, serta memulai pembicaraan tentang implementasi fase kedua kesepakatan gencatan senjata, termasuk mengakhiri perang dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Dia menuduh Israel justru mengajukan tawaran balik dengan syarat-syarat yang mustahil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya