Liputan6.com, Jakarta - 16 Tahun lalu, tepat 12 April 2005 Gunung Talang di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, meletus pada dini hari, sekitar pukul 03.42 WIB. Peristiwa letusan disebutkan didahului gempa vulkanik berkekuatan sekitar 5.5 Skala Richter.
Setidaknya 35.000 warga sekitar mengungsi akibat letusan gunung berapi itu. Pada letupan pertama, semburan debu vulkanik disebut menutup sekitar enam kampung yang berada di kaki gunung di Kecamatan Lembang Jaya.
Gunung Talang berjarak sekitar 60 Km arah timur kota Padang. Disebutkan letusan Gunung Talang bersifat freatik atau hanya mengeluarkan material di permukaannya berupa abu vulkanik.
Advertisement
Adanya letusan susulan pada siang hari membuat peningkatan status gunung Tapang menjadi Awas. Pada Selasa petang, debu belerang bercampur pasir terus menyembur dari kawah Gunung itu, berdasarkan data setidaknya terjadi 20 kali letusan susulan.
Arus pengungsian warga di sekitar kaki Gunung Talang tak bisa dihindari. Pada Selasa 12 April 2005 jumlah pengungsi terus meningkat.
Para pengungsi ada yang bergerak ke Kota Solok dan juga gedung-gedung sekolah. Pada Rabu 15 April 2005 malam, jumlah pengungsi meningkat menjadi 35 ribu dan terus bertambah hingga 18 April 2005. Mereka tersebar di gedung sekolah, perkantoran, gelanggang olahraga, rumah ibadah, dan lapangan terbuka.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sejarah Singkat Gunung Berapi Talang
Gunung Talang dengan ketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut (mdpl) terletak di tiga kecamatan di Kabupaten Solok, yakni Gunung Talang, Danau Kembar dan Lembang Jaya.
Gunung Talang merupakan gunung api tipe A atau gunung api aktif. Letusan pada 2005 lalu, gunung itu mengeluarkan asap hitam dan percikan api dari magma pijar disertai debu dan pasir vulkanis yang mengalir keluar lewat lereng gunung.
Debu dan pasir vulkanis itu membuat vegetasi di seputar Gunung Talang terbakar dan membut pepohonan mati.
Berdasarkan Jurnal Geologi Indonesia Vol. 5 mengutip Effendi (1990) menyebutkan, catatan sejarah diketahui bahwa erupsi besar Gunung Talang terjadi pada tahun 1833, 1843, 1845, dan 1883. Peningkatan kegiatan yang tercatat setelah erupsi tahun 1883 adalah 1963, 1967, 1972, 1980–1981, 2001, 2003, 2005, 2006, dan 2007.
Advertisement
Pengungsi Boleh Pulang
Setelah mengungsi selama seminggu, warga di sekitar Gunung Talang, pada Senin 18 April 2005 diperbolehkan pulang dari pengungsian di perbukitan Pakan Raba`a, Kabupaten Solok, Sumatra Barat.
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurunkan status Gunung Talang dari kondisi awas menjadi siaga.”Namun, warga diminta tetap berada di radius satu kilometer dari kawah Gunung Talang,”demikian kutipan Direktorat Vulkanilogi dikutip dari Liputan6.com.
Pengungsi yang sempat ragu untuk kembali, langsung bersemangat saat mendengar keterangan dari Camat Lembang Jaya, Deddi Permana bahwa situasi sudah aman.
Pada 18 April 2005 itu, pemda Sumbar memulangkan sekitar 43 ribu orang warga yang mengungsi. Pemulangan warga dilepas Mensos kala itu, Bachtiar Chamzah. Mensos juga menyerahkan bantuan sebesar Rp 10 juta