Satgas: Data Kematian Covid-19 akan Digunakan Setelah Diperbaiki

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito belum dapat mematikan kapan data kematian Covid-19 akan kembali disampaikan ke publik.

oleh Ika Defianti diperbarui 12 Agu 2021, 16:11 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2021, 22:09 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers perkembangan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (13/7/2021). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito belum dapat mematikan kapan data kematian Covid-19 akan kembali disampaikan ke publik. Kata dia, data akan paparkan bila penginputan tersebut sudah selesai diperbaiki.

"Sampai validitas datanya bisa dan selesai diperbaiki," kata Wiku saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (11/8/2021).

Sebelumnya, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi menyatakan tak dipakainya data kematian sementara waktu bukan karena dihapus.

Kata dia, hal tersebut diakibatkan adanya penginputan data yang merupakan akumulasi dari beberapa minggu terakhir.

"Bahwa banyak angka kematian yang ditumpuk-tumpuk, atau dicicil pelaporannya, sehingga dilaporkan terlambat," kata Jodi dalam keterangan tertulis.

Jodi menyebut penginputan secara akumulasi tersebut menyebabkan terjadi distorsi atau bias. Bahkan hal tersebut dapat mempersulit dalam hal analisis perkembangan setiap daerah.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Perbaiki Keakuratan Data

Angka Kematian Covid 19 capai 69 ribu lebih
Deretan makam dengan protokol covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta, Rabu (14/7/2021). Data untuk pasien meninggal per 14 Juli 2021 sebanyak 991 orang sehingga total akumulatif saat ini ada 69.210 orang yang meninggal dunia akibat corona di Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, dia juga menyatakan data yang bias dapat menyebabkan penilaian yang kurang akurat terhadap level PPKM di suatu daerah.

"Banyak kasus sembuh dan anga kematian akhirnya yang belum terupdate," ucap dia.

Karena itu, Jodi mengatakan pemerintah terus mengambil langkah-langkah perbaikan untuk keakuratan data.

"Sedang dilakukan clean up (perapian) data, diturunkan tim khusus untuk ini. Nanti akan diinclude (dimasukkan) indikator kematian ini jika data sudah rapi," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya