Stafsus Jokowi Ungkap 3 Isu Besar yang Harus Jadi Fokus PBNU Era Gus Yahya

Aminuddin menilai, duet Kiai Miftach dan Gus Yahya menakhodai PBNU menjadi representasi supremasi ulama sepuh dan gerbong muda NU.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Des 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 25 Des 2021, 17:29 WIB
Jokowi di Muktamar NU
Presiden Jokowi menghadiri Muktamar ke-34 NU di Lampung. Salah satu agendanya yakni memilih Ketum PBNU periode 2021-2026. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Aminuddin Ma'ruf mengungkapkan, ada tiga isu besar yang harus menjadi program Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf dan Rois Aam Miftachul Akhyar.

Pertama, persoalan penyiapan sumber daya manusia (SDM) anak muda NU menjelang satu abad Indonesia 2045. Kedua, pengarusutamaan gerakan kebangkitan ekonomi baik jam'iyyah maupun jamaah NU.

"Ketiga berkaitan tentang dakwah Islam ahlu sunnah wal jamaah yang mempunyai tantangan berat di komunitas profesional kelas ekonomi menengah, anak muda, dan wilayah perkotaan," kata Aminuddin Ma'ruf dikutip dari siaran pers, Sabtu (25/12/2021).

Aminuddin menilai, duet Kiai Miftach dan Gus Yahya menjadi representasi supremasi ulama sepuh dan gerbong muda NU. Selain itu, kata dia, duet Miftachul Akhyar dan Yahya Staquf juga memunculkan ekspektasi yang tinggi dari masyarakat Indonesia.

"Duet Kiai Miftah-Gus Yahya merepresantasikan supremasi ulama sepuh sebagai legitimasi ideologi dan moral dengan gerbong muda NU yang memiliki visi dan pandangan yang lebih up to date dengan tantangan-tantangan di tengah perubahan tatanan masyarakat dunia yang terus berubah cepat," jelas kader muda NU ini.

"Duet Kyai Miftah bersama Gus Yahya memunculkan ekspektasi tinggi tidak hanya dari (warga) Nahdliyin, tapi juga rakyat Indonesia," sambung Aminuddin.


Terima Kasih untuk Kiai Said

PBNU Adakan Haul Para Pejuang NU
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj bersama Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Abdul Manan Abdul Ghani, Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar, Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar dan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf mengikuti Haul Para Pejuang NU di Jakarta, Rabu (10/4). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, Aminuddin menyampaikan terima kasih kepada KH Said Aqil Siradj atas pengabdiannya sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2021. Menurut dia, Muktamar ke-34 NU mengukuhkan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang terbuka, inklusif, dan adaptif dengan segala perubahan.

"Terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh jajaran PBNU 2015-2021 khususnya kepada Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA atas pengabdian dan kesuksesannya memimpin NU selama dua periode," tutur Aminuddin.

Seperti diketahui, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2021-2026, melalui pemilihan yang dilakukan pada Muktamar ke-34 NU ke-34 di Lampung, Jumat (24/12/2021).

Gus Yahya mengantongi 337 suara, unggul dari calon inkumben yakni KH Said Aqil Siradj yang hanya mendapatkan 210 suara. Adapun satu suara dinyatakan tidak sah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya