Menkes Ungkap Alasan Vaksinasi Booster Gratis hanya Diberikan Setengah Dosis

Menkes mengatakan, pemberian setengah dosis ini sudah melalui tahap penelitian.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2022, 20:37 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2022, 20:37 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin update Omicron dari Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. (Tangkapan Layar YouTube Perekonomian RI)
Menkes Budi Gunadi Sadikin update Omicron dari Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. (Tangkapan Layar YouTube Perekonomian RI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan memberikan setengah dosis vaksin booster kepada masyarakat. Vaksinasi booster diprioritaskan kepada masyarakat lanjut usia dan kelompok rentan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan pemerintah hanya memberikan setengah dosis vaksin booster kepada masyarakat. Menurutnya pemberian setengah dosis ini sudah melalui tahap penelitian.

"Hasil penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan vaksin booster setengah dosis meningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (11/1/2022).

Masih berdasarkan penelitian, penyuntikkan setengah dosis vaksin booster memberikan dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan.

Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menyebut pemberian vaksinasi booster di Indonesia sementara menggunakan tiga alternatif. Alternatif pertama, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi primer atau dosis pertama dan kedua Sinovac, akan mendapatkan booster Pfizer dengan dosis setengah.

"Kedua, untuk vaksin primer Sinovac, akan kita berikan setengah dosis AstraZeneca,” sambungnya.

Alternatif ketiga, masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua AstraZeneca, akan mendapatkan booster Moderna dengan setengah dosis. 

Budi menjelaskan, pemberian vaksin booster yang berbeda dengan vaksin primer ini mengikuti ketersediaan vaksin. Kombinasi vaksin booster ini juga sudah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). 

"Ini juga sudah sesuai dengan rekomendasi WHO, di mana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin sejenis atau homolog atau juga vaksin berbeda atau heterolog,” jelasnya.

Menurut Budi, berdasarkan penelitian di luar negeri, vaksin booster heterolog menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster homolog.

 

Butuhkan 230 Juta Dosis Vaksin Booster

Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan Siloam Hospitals
Direktur Utama Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Jeffry Oeswadi meninjau vaksinasi booster dari Moderna untuk Tenaga Kesehatan Siloam Hospitals, Tangerang, Rabu (11/8/2021). Vaksinasi dosis ketiga diikuti 500 nakes. (Liputan6.com/HO/Firdi)

Pemerintah memulai vaksinasi booster Covid-19 secara gratis pada Rabu (12/1). Vaksinasi diberikan kepada masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap minimal enam bulan terakhir.

Data Kementerian Kesehatan, sudah ada 21 juta sasaran yang memenuhi syarat vaksinasi booster pada Januari ini. Pemerintah membutuhkan 230 juta dosis vaksin untuk booster. Saat ini pemerintah telah mengamankan sekitar 113 juta dosis.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) kepada lima vaksin sebagai booster Covid-19. Lima vaksin tersebut ialah, Pfizer, AstraZeneca, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zifivax, dan Moderna. 

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito mengatakan pemberian EUA pada lima vaksin sebagai booster sudah melalui tahap evaluasi. Proses evaluasi melibatkan Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19, Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinisi terkait. 

"Lima vaksin telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada sehingga bisa dilanjutkan dengan proses pemberian EUA," kata Penny dalam konferensi pers, Senin, 10 Januari 2022. 

Dia menjelaskan, BPOM telah mengkaji keamanan, khasiat, dan mutu lima vaksin sebagai booster sejak November 2021. Lima vaksin tersebut juga sudah melalui tahapan uji klinik. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya