Akhir Pekan, Kasus Covid-19 di Kota Tangerang Capai 2 Ribu lebih

Saat ini tingkat keterisian rumah sakit rujukan dan juga RIT di Tangerang masih di bawah 56 persen.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 13 Feb 2022, 16:27 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2022, 16:27 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan kasus penularan Covid-19 yang tinggi terjadi di Kota tangerang pada akhir pekan. Terhitung pada Sabtu, 12 Februari 2022, lebih dari 2.000 kasus baru di Kota Tangerang.

"Pada Sabtu, 12 Februari 2022, terdapat 2.253 kasus baru Covid-19. Dengan pasien yang sembuh sebanyak 823 orang," ungkap Kadis Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (13/2/2022).

Dr Dini juga menerangkan, mayoritas pasien yang terpapar Covid-19 mengalami tanpa gejala atau OTG dan gejala ringan. Sehingga, mereka memilih untuk melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah.

Namun, bila mana kondisi rumah tak memungkinkan untuk dilakukan Isoman, maka pasien akan dievakuasi ke Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) ataupun ke rumah sakit rujukan, bila mengalami kondisi berat. Dr Dini pun merinci, untuk saat ini tingkat keterisian rumah sakit rujukan dan juga RIT masih di bawah 56 persen.

"Untuk BOR RIT 39,9 persen dari kapasitas 373 tempat tidur. Dan BOR rumah sakit sebanyak 55.4 persen dari total kapasitas 1204 tempat tidur,"ungkapnya.

Sementara itu di lain pihak, Pemprov Banten, meminta warganya untuk tetap mewaspadai penularan Covid-19 varian Omicron yang masih masif di wilayahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menjelaskan Covid-19 varian Omicron memang relatif menimbulkan gejala ringan namun tingkat penyebaran varian tersebut lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya.

"Penyebarannya lebih cepat daripada delta pada gelombang kedua," ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut Ati, saat ini sudah memasuki ancaman gelombang ketiga. Diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terus melakukan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi baik dosis pertama dan kedua hingga vaksin lanjutan atau booster.

"Sudah mulai, puncaknya itu Febuari akhir dan Maret. Ya tapi bisa saja tidak sampai Maret tergantung kepada masyarakat lagi," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya