Sejumlah Desa Alami Hujan Abu Usai Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran

Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran pada Rabu 9 Maret 2022. Kejadian itu berlangsung mulai pukul 23.18 hingga Kamis 10 Maret sekira pukul 02.00.

oleh Muhammad Ali diperbarui 10 Mar 2022, 06:07 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2022, 06:07 WIB
Gunung Merapi
Gunung Merapi, Senin malam (7/3/2022), meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter (2 km) ke arah barat daya. (Liputan6.com/ BPPTKG)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran pada Rabu 9 Maret 2022. Kejadian itu berlangsung mulai pukul 23.18 hingga Kamis 10 Maret sekira pukul 02.00.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Kementerian ESDM mengungkapkan sejumlah desa dilaporkan mengalami hujan abu. Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap hal ini.

Beberapa daerah yang dilaporkan mengalami hujan abu adalah Desa Tlogolele, Desa Gantang, Kecamatan Sawangan.

"Pukul 23.48 WIB Pos Babadan melaporkan terjadi hujan abu," tulis BPPTKG yang dikutip, Kamis (10/3/2022).

BPPTKG mencatat Gunung Merapi tersebut mengeluarkan beberapa kali awan panas. Abu vulkanik itu memiliki jarak luncur 5 km ke arag tenggara.

"Awan panas guguran #Merapi (APG) tanggal 9 Maret 2022 terjadi pada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44, 23.53, dan 10 Maret 2022 pukul 00.22 WIB. APG tercatat di seismogram dengan amplitudo maximal 75 mm dan durasi maximal 570 detik. Jarak luncur ±5 km ke arah tenggara. Arah angin ke barat laut," tulis BPPTKG.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dini Hari Instensitas Seismik Sempat Mengecil

Kemudian pada pukul 00.14 WIB, Kamis (10/3/2022), intensitas seismik mulai mengecil. Visual Merapi mulai tertutup kabut. Namun seismik kembali meningkat pada pukul 00.23 WIB.

"Mohon untuk tetap meningkatkan kewaspadaan," pinta BPPTKG.

Pukul 01.30, aktivitas #Merapi sudah melandai. Pasca kejadian awan panas guguran, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran.

"Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati daerah potensi bahaya yang telah ditetapkan serta meningkatkan kewaspadaan," demikian BPPTKG.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya