Liputan6.com, Jakarta Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menilai aktivitas kegempaan Gunung Merapi selama periode 11-17 Februari 2022 masih tinggi.Â
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida seperti dilansir Antara, Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, dalam minggu ini, Gunung Merapi tercatat tiga kali gempa awan panas guguran (AP), 15 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 41 kali gempa fase banyak (MP), 1 kali gempa low frekuensi (LF), 961 kali gempa guguran (RF), 18 kali gempa embusan (DG), dan 9 kali gempa tektonik (TT).
Advertisement
Selain kegempaan, data pengamatan deformasi gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam pada pekan ini. Pemendekan jarak tunjam itu terpantau sebesar 0,5 cm per hari.
Berdasarkan pengamatan sepekan tersebut, gunung api aktif itu terpantau tiga kali mengeluarkan awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur 2.500 sampai 2.800 meter.
Guguran lava juga teramati sebanyak 105 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Â
Perubahan Kubah
Sementara itu, berdasarkan analisis morfologi tidak teramati perubahan yang signifikan baik kubah barat daya maupun kubah tengah.
Hanik menyebutkan volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Â
Advertisement
Potensi Bahaya
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.