Wacana BUMD DKI Bangun Pabrik Minyak Goreng, Ini Pesan Wagub Riza

Untuk pembangunan fasilitas pabrik minyak goreng, BUMD DKI kabarnya bakal menggandeng BUMD milik Provinsi Jawa Barat (PT Agro Jabar) dan milik Jawa Tengah (PT Jateng Agro Berdikari).

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2022, 07:51 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2022, 07:48 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Liputan6.com/Yopi Makdori)

Liputan6.com, Jakarta - BUMD DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya, mewacanakan pembangunan pabrik minyak goreng. Pemerintah provinsi atau Pemprov DKI mendukung rencana tersebut.

Untuk pembangunan fasilitas pabrik minyak goreng, BUMD DKI kabarnya bakal menggandeng BUMD milik Provinsi Jawa Barat (PT Agro Jabar) dan milik Jawa Tengah (PT Jateng Agro Berdikari).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, memberikan kelonggaran kepada BUMD provinsi untuk mewujudkan rencana itu, kendati pembangunan pabrik minyak goreng tersebut tidak mendesak.

"Itu terserah saja, kami berikan kelonggaran seluas-luasnya untuk BUMD DKI dan BUMD provinsi lain baik Jawa Barat, Jawa Tengah, atau daerah lain silahkan. Ini kan kerja sama yang baik dan harus saling mendukung," kata Wagub Riza di Balai Kota, seperti dilansir Antara.

Riza menyebut, selama ini pengadaan minyak goreng dilakukan oleh pihak swasta. Oleh karena itu, apabila BUMD DKI berinisiatif dan bekerjasama, diharapkan bakal menjadi sesuatu yang berdampak baik bagi warga Jakarta.

"Namun pesan kami harus dilihat dan dicek kembali, karena butuh lahan, modal, pengalaman. Kalau niatnya baik harus dipastikan," ucap Riza.

BUMD DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya mewacanakan pembangunan pabrik minyak goreng, dengan bekerjasama dengan BUMD Jabar dan BUMD Jateng. Tapi, saat ini masih dalam tahap penjajakan dan mesti melalui tahapan panjang.

"Jadi bisa dibilang ini baru rencana kerja sama, belum pembangunan. Setelah penjajakan ini, baru kita lakukan studi internal, habis itu baru melakukan kajian dengan pihak ketiga. Tahapannya masih panjang," terang Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo saat dihubungi di Jakarta.

Tak Boleh Bangun Pabrik di Jakarta

Operasi Pasar Minyak Goreng di Polres Jaksel
Petugas melayani warga yang membeli minyak goreng di Polsek Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (4/3/2022). Polres Metro Jakarta Selatan akan menggelar operasi pasar minyak goreng selama enam hari, terhitung mulai hari in, 4 hingga 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Apabila terwujud, menurut Pamrihadi, pembangunan pabrik minyak goreng itu bakal dilakukan di luar Jakarta dengan menggandeng BUMD milik Provinsi Jawa Barat (PT Agro Jabar) atau milik Jawa Tengah (PT Jateng Agro Berdikari). Sebab, di Jakarta tidak boleh dibangun pabrik minyak goreng.

Sejauh ini, BUMD DKI sudah berdialog dengan PT Agro Jabar, yang menawarkan lahan milik mereka di Purwakarta untuk membangun pabrik minyak goreng di sana. Food Station sendiri berdasarkan informasi yang dikumpulkan, masih dalam diskusi awal dengan direksi PT Agro Jabar, PT Jateng Agro Berdikari dan PTPN Holding.

Rencananya, tiga BUMD bakal membangun pabrik pengemasan minyak goreng di daerah Kendal atau Purwakarta dengan skema KSO, dengan tiga BUMD itu sekaligus sebagai distributor di regionalnya masing-masing.

Tujuan Utama Kestabilan Harga

Ketersediaan Stok Minyak Goreng di Supermarket
Petugas menata minyak goreng di rak sebuah supermarket kawasan Jakarta, Jumat (25/3/2022). Sempat mengalami kekosongan stok, saat ini minyak goreng sudah kembali normal di supermaket dengan harga 2 liter mulai dari Rp 36 ribu - Rp45 ribu tergantung merek. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara PTPN Holding bakal menjadi suplai bahan baku olein yang diproduksi oleh pabrik PTPN VIII yang ada di Semangkei, Sumatera Utara. Dasar pembuatan pabrik adalah karena potensi pasar minyak goreng di masing-masing daerah dan memungkinkan para BUMD berperan dalam kestabilan harga dan ketersediaan.

"Terkait keuntungan, tentu saja BUMD hanya akan mengambil sedikit keuntungan karena tujuan utamanya adalah kestabilan harga dan ketersediaan pasokan," tutur Pamrihadi.

Sumber: Antara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya