Liputan6.com, Jakarta - Polisi menggandeng tim psikolog untuk mendampingi sejumlah saksi mata dalam insiden adu tembak di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Rumah itu biasa dihuni Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo dan keluarga.
Kapolres Metro Jaksel, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menerangkan kejadian adu tembak polisi dikhawatirkan meninggalkan rasa trauma, depresi bagi para saksi mata. Karena itu, penyidik berencana mengirimkan tim psikolog untuk memberikan trauma healing kepada orang-orang yang saat kejadian berada di lokasi.
"Jadi orang-orang yang ada saat itu selain Bharada RE tapi juga ada saksi lain yakni saksi R dan saksi K, serta Ibu Kepala Divisi Propam Polri. Kita lakukan pembinaan secara psikologi karena kita tahu bahwa saat itu banyak juga peluru yang ditembakkan di sana kurang lebih berarti 5+7 ada 12 peluru," kata dia, Selasa (12/6/2022).
Advertisement
Budhi menerangkan, proses penyelidikan kasus polisi tembak polisi di Rumah singgah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo masih berjalan. Sebanyak empat orang saksi telah dimintai keterangan.
Baca Juga
"Ada dua lagi saksi sedang proses kami lakukan permintaan keterangan, saat ini kami belum berani menyampaikan itu selesai sebelum yang bersangkutan menandatangani berita acara pemeriksaan, jadi proses masih berlangsung terhadap 2 saksi," ujar dia.
Sebelumnya, Brigadir J atau Joshua ditemukan tewas bersimbah darah di dekat tangga di sebuah rumah pada Jumat (8/7/2022) sekira 17.00 WIB. Ada barang bukti berupa senjata, selonsong serta proyektil peluru.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Brigadir J tewas usai terlibat baku tembak dengan Bharada.
Polisi yang menyelidiki kasus ini menyebut, peristiwa ini diawali dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri dari Kadiv Propam. Tak cuma itu, Brigadir J juga disebut menodongkan menggunakan pistol ke kepala istri Kadiv Propam.
Aksi Brigadir J diketahui oleh Bharada RE yang juga berada di dalam rumah. Bharada RE bertanya baik-baik apa yang sebenarnya terjadi kepada Brigadir J, namun tak dijawab Brigadir J malah meletuskan tembakan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Senjata yang Berbeda
Kapolres Metro Jaksel, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menjelaskan, kedua anggota Polri menggunakan senjata berbeda.
Brigadir Joshua menggunakan senjata HS 16 dengan magazen boks 16 butir peluru. Sementara Bharada RE menggunakan senjata Glock 17 dengan magazen box 17 butir.
Budhi menyebut, Brigadir J memuntahkan tujuh peluru. Namun, tak ada satupun yang mengenai Bharada RE. Bekas tembakan hanya terlihat pada tembok dekat tangga.
"Kami menemukan ada bekas tembakan di tembok yang ada di tangga itu sebanyak 7 titik tembakan," kata dia di Polres Jaksel, Selasa (12/7/2022).
Sedangkan, Bharada RE melepaskan 5 peluru ke arah Brigadir J. Budhi mengungkapkan berdasar hasil otopsi sementara yang dirilis RS Polri.
Dipaparkan, terdapat 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar serta satu proyektil bersarang di dada. Budhi memberikan penjelasan luka-luka tersebut.
"Ada beberapa luka tembak pertama pada jari manis di sini itu sempat (terkena peluru) karena posisi saudara RE mengenggam senjata dengan dua tangan. Peluru yang ditembakan saudara RE mengenai kelingking dan tembus sampai ke badannya sehingga itu dihitung dua," kata dia.
"Ada juga peluru yang mengenai lengan sebelah dalam juga tembus ke tubuhnya jadi itu dihitung dua. Begitu pula ada enam tembak luar dan satu bersarang. Jadi yang kelingking satu masuk, satu keluar. Kemudian dari telapak tangan, satu masuk satu keluar, itu meninggalkan luka seperti sayatan," sambung Budhi.
Advertisement