Cegah Kelangkaan Gula dan Beras, Gubernur Kalbar Minta Jokowi Beri Kelonggaran Perdagangan Luar Negeri

Sutarmidji meminta Presiden Jokowi agar diberikan kelonggaran hubungan dagang dengan negara tetangga untuk pemenuhan kebutuhan pokok di Kalbar seperti gula dan beras.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2022, 14:11 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2022, 09:23 WIB
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. (Foto: Liputan6.com/Aceng Mukaram)
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. (Foto: Liputan6.com/Aceng Mukaram)

 

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meminta kepada Presiden Jokowi agar diberikan kelonggaran hubungan dagang dengan negara tetangga untuk pemenuhan kebutuhan pokok di Kalbar seperti gula dan beras. 

Sutarmidji menyebut di tengah krisis pangan yang menjadi perbincangan para pakar saat ini, Kalbar mampu surplus dalam hal produksi beras.

Hingga hari ini ketahanan pangan di Kalbar cukup baik. Karena, kata orang nomor satu Kalbar itu, propinsi yang dipimpinnya mampu meningkatkan produksi hasil pertanian.

"Ketahanan pangan kita cukup baik, karena produksi beras kita bisa surplus. Namun gula masih perlu pasokan dari luar Kalbar, kami minta pemerintah Pusat untuk melonggarkan hubungan dagang luar negeri demi membaiknya pasokan pangan, khususnya komoditas gula di kalbar,” katanya kepada media 21 Juli 2022.

Selain itu, dia menambahkan terkait kebutuhan pangan pokok seperti beras, sudah jarang menjadi penyumbang inflasi.

"Itu artinya barang cukup tersedia," ucap Sutarmidji saat diwawancarai media di Kalimantan Barat belum lama ini.

Meskipun ketahanan pangan Kalbar sangat baik hingga hari ini, Sutarmidji menyampaikan ada hal yang harus diwanti-wanti terkait kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Khususnya komoditi gula, selama ini Kalbar tergantung dengan pasokan daerah lain. Menurut Sutarmidji, selama ini gula di Kalbar dipasok dari Lampung.

"Kalbar sangat tergantung dari pasokan luar Kalbar seperti Lampung dan produksi gula dalam negeri masih belum mencukupi, sehingga Kalbar harus mencari sumber pasokan lain untuk gula," tambah Sutarmidji.

Kebutuhan gula Kalbar sebulan mencapai 10.288 ton atau 130 ribu ton pertahun dan semua dipasok dari luar Kalbar.

Cegah Kelangkaan

Satgas Pangan Batasi Pembelian Bahan Kebutuhan Pokok
Pembeli berbelanja dekat kertas pemberitahuan pembatasan pembelian beras di supermarket Kawasan Cirendeu, Tangsel, Rabu (18/3/2020). Satgas Pangan meminta pedagang membatasi penjualan bahan pokok yakni beras, gula, minyak goreng dan mi instan untuk menjaga stabilitas harga. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sutarmidji menegaskan perlu adanya sumber pasokan lain untuk mencukupi kebutuhan gula di Kalbar. Jangan sampai kelangkaan gula terjadi lagi seperti tahun 2021 lalu sehingga harganya di Kalbar bisa mencapai diatas Rp20 ribu per kilogram.

"Saya berupaya untuk menjaga ketersediaan gula di Kalbar jangn sampai terjadi kelangkaan seperti tahun lalu yang buat harga menjadi tinggi. Untuk itu harus ada kelonggaran bagi Kalbar untuk menjalin hubungan dagang langsung dengan negara tetangga," ujar Sutarmidji.

Tak hanya gula, berbagai kebutuhan pokok lainnya harus dijamin ketersediaan nya jangan sampai terjadi kelangkaan. 

Oleh karena itu, ia menilai adanya hubungan kerjasama Kalbar dengan negara tetangga sangat membantu guna menjamin ketersediaan bahan pangan lain selain beras, seperti gula.

"Jangan sudah langka seperti minyak goreng, baru kalang kabut. Saya tidak mau ada kelangkaan kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya