Kisruh Amplop Kiai, Putri Gus Dur: Tak Kenal Budaya Ulama

Menurut Yenny, kiai dan ulama justru lebih banyak memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dibandingkan menerima sesuatu.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 28 Agu 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2022, 13:00 WIB
Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid menghadiri resepsi pernikahan putri sulung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid menghadiri resepsi pernikahan putri sulung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Liputan6.com, Jakarta - Putri almarhum Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yakni Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monorfa, yang diduga menyamakan pemberian kepada kiai atau ulama sebagai politik uang atau money politics.

Dia menilai bahwa jika ada yang beranggapan seperti itu, maka hal tersebut menunjukkan ketidaktahuan atau tak mengenal dan memahami budaya di lingkungan kiai ataupun ulama.

"Jadi kalau kiai-kiai disebut terlibat dalam money politics, saya rasa itu karena enggak kenal budaya kiai dan ulama," tutur Yenny kepada wartawan, Minggu (28/8/2022).

Menurut Yenny, kiai dan ulama justru lebih banyak memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dibandingkan menerima sesuatu.

"Banyak masyarakat yang datang sowan ke kiai untuk minta didoakan dan karena mereka percaya bahwa silaturahmi ke kiai akan mendatangkan keberkahan. Baik orang miskin dan kaya, pejabat dan orang biasa, semua diterima dan dihormati," jelas dia.

Bahkan, kata Yenny, tidak jarang ada pihak yang datang dengan membawa sumbangan dan oleh-oleh. Mulai dari membawa hasil bumi seperti singkong, kelapa, hingga memilih memberikan sumbangan berupa uang dengan jumlah beragam.

"Bapak saya dulu sering diberi uang Rp 5 ribu oleh masyarakat yang sowan. Namun banyak kiai yang bahkan besaran sumbangannya saja tidak tahu karena biasanya akan disalurkan langsung untuk keperluan pondok pesantren, membangun masjid dan lain-lain," ujarnya.

Subsidi Kiai ke Pesantren

Forum Nusantara Sosialisasikan Desa Damai Anti Intoleransi dan Radikalisme
Co-Founder Wahid Fondation Yenny Wahid saat menghadiri Forum Nusantara bersama UN Women, Jakarta, Jumat (8/2). Forum membahas geliat perempuan di desa membangun deteksi dan respons terhadap isu intoleransi dan radikalisme. (Liputan6.com/JohanTallo)

Lebih lanjut, Yenny menegaskan, banyak pondok pesantren yang masih disubsidi oleh kiainya agar para santri bisa belajar dan tinggal secara gratis di sana.

"Bahkan kami punya pengalaman unik dengan almarhum Kiai Maimun Zubair, tokoh karismatik PPP. Kalau beliau diberi amplop, amplopnya diterima, tapi lalu dikembalikan lagi ke yang memberi. Beliau mengatakan bahwa sumbangannya beliau terima, dan karena sudah menjadi hak beliau, maka beliau memberikan kembali ke orang yang memberi sumbangan tersebut sebagai hadiah dari beliau," kata Yenny.

"Itulah akhlak kiai, yang bisa menolak secara halus, tanpa menyinggung perasaan orang yang ingin mendapatkan berkah," Yenny menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya