Anggota Komisi I Minta Panglima TNI Turun Tangan Menengahi Polemik KSAD-Effendi Simbolon

Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ikut menengahi polemik antara anggota Komisi I Effendi Simbolon dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurochman.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 14 Sep 2022, 16:35 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2022, 16:35 WIB
Bahas Wilayah Negara, Panglima TNI dan Komite I DPD Lakukan Rapat Kerja
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat mengikuti rapat dengan Komite I DPD di Nusantara VI, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (8/2/2022). Rapat kerja ini membahas mengenai Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ikut menengahi polemik antara anggota Komisi I Effendi Simbolon dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurochman.

“Karena organisasi militer itu kan komando, kalau ada kejadian seperti ini bijaknya panglima lah yang bisa mengademkan membuat konferensi pers bersama para prajurit dan instansi semua,” kata Bobby di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (14/9/2022).

Bobby mengaku belum mengetahui kebenaran video Dudung yang meminta pasukannya menyerang Effendi. Namun, ia menyarankan semua pihak agar membuat adem suasana dan bertemu memberi klarifikasi.

“Agar suasana lebih sejuk dan dan produktif alangkah baiknya antara pihak terkait bertemu saja lah mengklarifikasi, supaya tidak ada miskomunikasi,” kata dia.

Selain itu, Bobby menegaskan bahwa pernyataan Bobby tersebut bukan sikap Komisi I secara keseluruhan, melainkan sikap pribadi. “Enggak enggak, saya sampaikan jangan digeneralisir seluruh komisi I,” pungkasnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya yang menyebut TNI gerombolan dan berujung menjadi polemik.

Politikus PDIP itu mengaku tidak ada niat tidak menghormati TNI. “Sejatinya, sejujurnya saya tidak pernah menstigma TNI gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan itu sepeti gerombolan,” kata Effendi saat konferensi pers FPDIP, Rabu (14/9/2022).

Effendi lantas menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh prajurit TNI hingga Punawirawa

“Dari lubuk hari terdalam saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyingung, meyakiti, tidaknyaman di hati para prajurit. Dari mulai tamtama hingga perwira bahkan hingga sesepuh yang tidak nyaman,” kata dia

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sampaikan Permintaan Maaf

Politikus PDIP Effendi Simbolon Minta Maaf kepada TNI
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon (tengah) didampingi Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto (kanan) usai menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannnya terhadap TNI AD di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Effendi Simbolon menyatakan permintaan maaf atas pernyataannya yang sempat menyinggung perihal hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Effendi juga menyampaikan maaf pada KASD hingga panglima TNI terkait pernyataannya yang menuai protes.

“Sekali lagi saya mohon maaf, kepada seluruh prajurit baik yang bertugas maupun purna, juga pada panglima saya minta maaf, juga kepada KSAD saya mohon maaf, juga KSAL,” kata dia.

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Utut Adianto mengaku pihaknya bersama dengan Effendi Simbolon, dalam waktu dekat ini berencana menemui Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Ia berharap Kasad Dudung mau menerima silahturahmi yang dilakukan Fraksi PDIP dan Effendi. Utut bilang, masih menunggu waktu yang tepat karena Dudung masih berhalangan.

Wasekjen PDIP ini juga mengingatkan, TNI harus menjadi pemersatu bangsa, bukan sebaliknya.

"TNI adalah alat negara yang salah satu menjadi tumpuan kami dan TNI adalah penyatu, pemersatu bangsa. Jadi jangan sampai malah yang sebaliknya," ucapnya.

infografis TNI di Dunia Politik
infografis TNI di Dunia Politik
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya