Liputan6.com, Jakarta Kabar duka kembali menyelimuti korps Bhayangkara. Ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar pada Rabu, 7 Desember 2022 menyebabkan satu orang polisi meninggal dunia dan 9 anggota polsek serta satu warga sipil mengalami luka-luka.
Hingga kini, polisi masih mengusut kasus dan telah mengidentifikasi pelaku bom yang juga meninggal di lokasi kejadian pasca ledakan.
Baca Juga
Atas peristiwa tersebut, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengecam aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar saat para polisi sedang melakukan apel pagi. Dewan Pakar BPIP Dr. Darmansyah Djumala mengatakan apapun alasannya terorisme dalam bentuk bom bunuh diri tidak bisa di justifikasi.
Advertisement
"Tentu kami mengutuk keras tindakan biadab yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri," ujar Darmansyah dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Kamis (8/12).
Ia menjelaskan tindakan bom bunuh diri tidak hanya menghilangkan nyawa manusia tidak berdosa tetapi juga menciderai nilai kemanusiaan.
"Sebab ini tidak saja menghilangkan nyawa manusia, terorisme merusak sendi kehidupan bangsa yang beradab," paparnya.
Ia mengingatkan kepada masyarakat residivis atau mantan napiter semakin menegaskan bahwa ancaman terorisme masih ada di sekitar kita meski serangkaian kebijakan sudah dilakukan, termasuk program deradikalisasi.
"Masyarakat harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang mendorong terjadinya terorisme," ingatnya.
Pembinaan Nilai-Nilai Pancasila Makin Penting
Darmansyah menjelaskan terorisme adalah produk akhir dari sikap intoleransi dan radikalisme. Oleh karena itu, penanaman sikap toleran, moderat dan menghargai keberagaman di setiap kalangan anak bangsa perlu terus dikembangkan.
"Sikap toleran, moderat dan menghargai keberagaman bisa berkembang jika nilai-nilai Pancasila benar-benar dihayati dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Dirinya menegaskan dalam peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran bahwa, Pembinaan dan Aktualisasi nilai-nilai Pancasila semakin menemukan relevansi dan urgensinya.
Advertisement
Perangi Ideologi Terorisme
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menyampaikan bom bunuh diri merupakan kultur kematian, budaya kematian menyebabkan orang kehilangan akal sehat.
"Tindakan ini sangat tidak beradab dan melanggar hak asasi serta pelanggaran terhadap martabat kemanusiaan", ucapnya.
Ia juga mengingatkan bahaya terorisme yang diyakini masih menyebar di sekitar lingkungan masyarakat. "Saya rasa tindakan bunuh diri ini melukai wajah tuhan dan mengoyak kemanusiaan," paparnya.
Ia berharap ada upaya gotong royong dari masyarakat untuk melawan Ideologi terorisme dan radikalisme, sehingga tidak ada lagi tindakan tindakan yang tidak beradab itu.
"Maka seharusnya Ideologi terorisme ini harus diperangi, diberantas dan masyarakat harus membantu kepolisian untuk membasmi Ideologi kematian itu," ajaknya.
(*)