Liputan6.com, Jakarta Diskursus terkait dengan pengelolaan sampah yang hadir di ruang publik terlihat semakin menarik. Dari diskursus tersebut, berbagai solusi lahir guna menjadikan lingkungan semakin bersih dan baik. Salah satu solusi yang terus digaungkan adalah dengan menerapkan ekonomi sirkular.Â
Bagi yang belum tahu, ekonomi sirkular merupakan sebuah model ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin, sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan.
Baca Juga
Dosen Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan Universitas Indonesia Dr. Eng Astryd Viandila Dahlan mengatakan bahwa ekonomi sirkular dapat diaplikasikan dengan baik di masyarakat dengan mendorong model pendekatan holistik secara intens.
Advertisement
"Dengan model pendekatan yang holistik, ekonomi sirkular akan berjalan dengan baik dan semua sisi akan merasakan keuntungannya, mulai dari manusia, hewan, tumbuhan atau lingkungan," katanya dalam Inspirato Sharing Session bersama PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri), Kamis (15/12/2022).
Ia pun menyebut bahwa sudah banyak negara yang mengaplikasikan ekonomi sirkular serta pengelolaan sampah dengan baik, salah satunya adalah negara-negara di Benua Eropa.
"Dari segi daur ulang sampah yang mereka gunakan menjadi ABS, itu bisa mengurangi jumlah sampah hingga 50 persen," ungkap Astryd.
Astryd juga mengatakan bahwa peluang ekonomi sirkular di Indonesia sangat besar.Â
"Bahkan, berdasarkan data Bappenas, mulai banyak pihak yang menerapkan metode (ekonomi sirkular) ini, mulai dari pihak swasta, perusahaan multinasional, hingga UMKM," jelasnya.
Upaya yang Dilakukan Chandra Asri
Melihat potensi yang besar dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari penerapan ekonomi sirkular, Chandra Asri pun melakukan berbagai inisiatif guna menciptakan model ekonomi tersebut. Langkah awal yang dilakukan Chandra Asri adalah dengan melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat.
"Edukasi dan pendampingan kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dari sumbernya menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran tersebut. Untuk itu, Chandra Asri yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan sampah, melakukan edukasi dan pendampingan dalam beberapa program " jelas Direktur Legal, External Affairs dan Sirkular Ekonomi Chandra Asri Edi Rivai.Â
Edi Rivai juga memaparkan berbagai inisiatif lainnya yang telah dilakukan oleh Chandra Asri. Ada beberapa program yang dijalankan oleh perusahaan yang bergerak di industri petrokimia tersebut, seperti program keberlanjutan. Program tersebut diimplementasikan melalui tiga pilar 3, yaitu planet, people, dan profit.
Selain itu, Chandra Asri juga menjalankan program IPST Asari yang mampu mengolah sampah plastik bernilai rendah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM Plas).
Ada pula Pengelolaan Sampah Sagara yang bertujuan mengumpulkan sampah dari masyarakat di pesisir laut dan diolah menjadi produk yang bernilai dan berguna.
Edi Rivai juga menjelaskan bahwa melalui program IPST ASARI, Chandra Asri mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat, menciptakan lapangan kerja, lingkungan bersih, dan sampah menjadi terkelola dengan baik.
Edi Rivai mengatakan bahwa Chandra Asri juga melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pengelolaan sampah plastik, salah satunya program Jakarta Recycle Center yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.Â
Dan program flagship yang dijalankan adalah Implementasi Aspal Plastik. Dari program tersebut, Chandra Asri mengalihkan sampah plastik bernilai rendah seperti kantong kresek dari TPA untuk dijadikan campuran bahan baku dari aspal guna meningkatkan kualitas jalan itu sendiri dan membuat perawatan jalan akan jauh lebih baik.
"Upaya yang kami lakukan adalah mengubah model ekonomi dari yang sebelumnya berbasis linear menjadi sirkular sehingga kita mendapatkan manfaat dari pengelolaan sampah plastik," tambahnya.Â
"Pada akhirnya, dengan inisiatif tersebut lingkungan akan jauh lebih bersih dan manfaat produknya dapat dirasakan dan berkelanjutan," lanjut Edi.
Advertisement
Kelola Sampah di Jakarta Melalui JRC
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, S.E, M.Si. juga menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam mengelola sampah di ibu kota. Salah satu yang menjadi andalannya adalah Jakarta Recycle Center (JRC).
Jakarta Recycle Center merupakan salah satu pilot project guna mengajak masyarakat bersama-sama peduli dengan lingkungan. Langkah awal dari program tersebut adalah bagaimana masyarakat melakukan pemilahan sampah di rumah.
"Sebanyak 2.668 rumah yang ingin melakukan pemilahan sampah di model area JRC, yaitu Pesanggrahan. Dari 2.668 rumah tersebut, terdiri dari 13.440 jiwa," sebut Asep.
"Bahkan, saat ini, sudah terdapat kurang lebih 15 persen dari rumah tangga di Jakarta yang ingin melakukan pilah sampah dari rumah," lanjutnya.
Program JRC tersebut dilandasi oleh Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup RW. Dalam Pergub tersebut, masyarakat diminta untuk dapat melakukan pilah sampah dengan empat jenis, yaitu sampah organik, anorganik, residu, dan B3.
"Dari sana, kami mengajak kepada masyarakat untuk membangun bank-bank sampah di tingkat RW," tutur Asep.
"Alhamdulillah, progres jumlah bank sampah di Jakarta sangat signifikan perkembangannya, karena hampir semua RW di Jakarta sudah memiliki bank sampah," tambahnya.
Bagi Asep, salah satu kunci keberhasilan dalam pengelolaan sampah adalah kesadaran masyarakat untuk ingin memilah sampah dari rumah dan kolaborasi dengan pihak swasta.
"Selain itu, satu-satunya jalan agar lingkungan Jakarta semakin baik adalah dengan adanya keterlibatan masyarakat dan kolaborasi dari pihak swasta yang sangat diperlukan," tutupnya.Â
Edi pun mengatakan hal yang serupa, baginya kunci sukses penerapan ekonomi sirkular adalah kerja sama multi stakeholders. Dan Chandra Asri selalu menguatkan kolaborasi guna menyukseskan pengelolaan sampah.
"Kami melakukan kerja sama dari berbagai sisi, seperti dari sisi regulator, akademisi, industri, NGO, dan media," katanya.
"Kerja sama stakeholders yang baik akan memberikan suatu hasil yang maksimal, seperti apa yang telah dilakukan di Jakarta Recycle Center.
Edi juga mengingatkan kepada semua pihak bahwa kolaborasi yang dibangun agar tidak saling menyalahkan satu sama lain. Baginya kolaborasi harus dilandaskan oleh komitmen saling mendukung satu sama lain, agar ekonomi sirkular dapat diterapkan dengan baik.
Â
(*)Â