Liputan6.com, Jakarta Jalan Raya Menteng, Jakarta Pusat tepatnya di depan Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang sempat ditutup sementara untuk Salat Idul Fitri 1444 Hijriah telah kembali normal.
Diketahui, jalan depan Gedung PP Muhammadiyah itu diblokir sementara sekitar pukul 06.38 WIB, Jumat (21/4/2023) pagi. Persis dua menit sebelum Salat Id di halaman PP Muhammadiyah itu dilangsungkan.
Pantauan Liputan6.com, pukul 08.52 WIB ini jalanan yang tadinya dijaga petugas kepolisian sudah kembali lancar dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Advertisement
Tadinya, Jalan Raya Menteng depan Gedung PP Muhammadiyah itu sempat ditutup sebagian sekitar 30-45 menit karena membludaknya jemaah yang hadir.
Sebelumnya, Sekretaris Ta'mir Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah Zainal Abidin mengatakan total ada 1.500 jemaah yang hadir melangsungkan Sholat Idul Fitri di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah hari ini, Jumat (21/4/2023).
Jumlah ini, kata dia melebihi kapasitas tampung yang awalnya ditargetkan pihak Ta'mir Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah selaku penyelenggara Sholat Id.
"Perkiraan 1.200, ternyata melebihi kapastias 1.500, memang dari awal kita antisipasi ke pihak keamanan, mohon nanti kalau andai kata jemaah membludak sampai ke belakang, butuh bantuannya untuk pengamanannya," kata Zainal.
Bantuan Kantong Parkir
Oleh sebab itu, beberapa menit jelang Sholat Id digelar, jalanan depan Gedung PP Muhammadiyah sempat ditutup seluruhnya untuk mengakomodir jemaah yang membludak. Namun, tak sampai satu jam kemudian jalanan kembali dibuka sebagian.
"Alhamdulillah sudah diblok waktu sholat, jadi jemaah yang datang belakangan bisa ke tampung," kata dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pengelola gedung sekitar PP Muhammadiyah seperti Kolese Kanisius dan Asuransi Jasindo untuk membantu lahan parkir bagi jemaah yang membawa kendaraan pribadi.
"Sudah dengan tetangga sebelah kanisius, lalu pihak depan kemungkinan tempat parkir dipakai. Seminggu sebelumnya sudah koordinasi agar bisa memberikan lahan parkir kalau jamaahnya membludak," jelas Zainal.
Zainal mengungkapkan pihaknya akan melakukan evaluasi sebagai rekomendasi apabila penetapan 1 Syawal pada tahun berikutnya kembali menemui perbedaan antara pemerintah pusat dan Muhammadiyah.
"Jadi kita biarkan saja. Nanti, mungkin ke depan, kita akan lebih belajar lagi untuk antisipasi, kira-kira apa yang kurang. Ini untuk pertama kali kita melaksanakan Salat Idul Fitri yang kebetulan berbeda dengan Pemerintah," kata dia.
Advertisement