Anies Singgung 'Konoha dan Wakanda' soal Kebebasan Berpendapat

Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyinggung perilaku warganet yang kerap menyebut Indonesia sebagai Negeri Konoha dan Negeri Wakanda saat melontarkan kritik di media sosial.

oleh Winda Nelfira diperbarui 29 Agu 2023, 10:57 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 10:57 WIB
Anies Baswedan dalam Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia, Depok
Anies Baswedan dalam Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia, Depok bertajuk, Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan, Selasa (29/8/2023). (Televisi UI)

Liputan6.com, Jakarta Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyinggung perilaku warganet yang kerap menyebut Indonesia sebagai Negeri Konoha dan Negeri Wakanda saat melontarkan kritik di media sosial. Menurut Anies Baswedan, ini menjadi tanda terbelenggunya kebebasan berdemokrasi.

Hal ini disampaikan Anies dalam Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia, Depok bertajuk, Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan, Selasa (29/8/2023). 

"Kita menyaksikan kalau di sosial media banyak sekali yang kalau mau nulis itu nyebutnya Konoha Wakanda, apa artinya ini menunjukkan ada self censorship sensor sick," kata Anies.

"Bahkan kemarin ada yang menyebutkan bahwa kota yang polusinya paling buruk namanya Lahor dan lalu mengkritik kota lahore habis-habisan," ujar Anies.

Anies menyebut, ini memperlihatkan hal yang tak wajar. Padahal, kata dia, Indonesia merupakan negara demokrasi yang pilarnya adalah keterbukaan dan kebebasan.

Tanda-Tanda Tidak Sehat

"Ini tanda-tanda yang tidak sehat, kenapa? Ada dua sistem di dunia ini, democratic dan nondemocratic. Yang nondemocratic pilarnya adalah fear, rasa takut," ujar Anies.

"Yang demokratik pilarnya adalah trust sebuah demokrasi mengandalkan keterbukaan mengandalkan kebebasan dan di bawahnya ada pilar bernama kepercayaan atau trust," sambung dia.

Lebih lanjut, Anies menyampaikan nondemocratic banyak digunakan rezim-rezim otoriter. Anies menyebut, apabila rezim otoriter tumbang, ketakutan menyampaikan pendapat pun hilang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya