Cerita Nelayan Tarakan, Menangkap Ikan Pepija dan Mengolahnya Jadi Jajanan Khas Tarakan  

Potensi perikanan dan hasil laut Kota Tarakan menjadi salah satu yang paling menjanjikan di Provinsi Kalimantan Utara.

oleh Farhati Haqiya Silmi diperbarui 28 Nov 2023, 15:42 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2023, 15:42 WIB
Cerita Nelayan Tarakan, Menangkap Ikan Pepija dan Mengolahnya Jadi Jajanan Khas Tarakan   
Nelayan Tarakan.

Liputan6.com, Tarakan Potensi perikanan dan hasil laut Kota Tarakan menjadi salah satu yang paling menjanjikan di Provinsi Kalimantan Utara. Pasalnya, setengah luasan kota Tarakan ini sendiri adalah perairan dengan potensi penangkapan ikan dan budidaya perikanan yang tinggi. Sehingga banyak masyarakat yang terjun sebagai nelayan tradisional dan juga menjadi pegiat UMKM perikanan.

Salah satu pemilik usaha nelayan Berkah Setara, Arifin dan sang istri, Siti Khalijah, berbagai cerita perjalanan mereka menekuni sektor perikanan. Mulai dari menangkap ikan hingga mengolah ikan hasil tangkapan menjadi produk yang bernilai jual.

Nelayan Tarakan.
Nelayan Tarakan.

Arifin adalah seorang nelayan yang sudah puluhan tahun menekuni profesinya. Aktivitasnya dimulai sejak pagi hari, setelah menghabiskan sarapan, Arifin pun siap melaut dan berharap bisa menangkap ikan kakap merah hingga pepija.

“Hari-hari kami sebagai nelayan yaitu menangkap ikan kakap merah, bawal, dan pepija,” kata Arifin dikutip dari Episode Rehat at Tarakan.

Di atas kapal tradisional yang masih menggunakan dua mesin itu, Arifin menuju tengah laut untuk menangkap ikan. Ia mulai dengan menebar jaring, menunggu 2-3 jam sebelum menarik jala agar bisa mendapatkan ikan, termasuk ikan pepija.

“Ikan pepija adalah ikan khas kota Tarakan, biasanya diolah menjadi berbagai macam. Bisa untuk bumbu biasa atau dimasak biasa,” ujar Arifin. Ikan khas Tarakan itu disebut juga ikan tipis setelah diolah menjadi produk.


Pengembangan UMKM Ikan Tipis

Pengembangan UMKM Ikan Tipis
Pelaku UMKM di Tarakan.

Setelah mengangkat jaring, ikan yang didapat langsung dibawa ke darat. Di sana ibu-ibu anggota UMKM Berkah Setara sudah menunggu untuk mengolah ikan pepija sebagai produk andalan mereka. Yang pertama dilakukan yaitu dibersihkan dan diiris tipis.

“Kalau ikan tipis sih, kita jual ke Tawau Malaysia, Balikpapan, Berau, dan Pasar Lokal di Tarakan. Nanti di Tarakan mereka jual lagi ke mana-mana,” kata Khalijah, penggerak UMKM ikan tipis.

Dikarenakan Ikan pepija merupakan jenis ikan khusus dari perairan Kota Tarakan, saat ini produk mereka juga menjadi jajanan atau oleh-oleh khas.

“Hasil pemasaran khusus ikan tipis otomatis menguntungkan, khususnya saya sebagai UKM penjual,” pungkas Khalijah.


Tantangan Jadi Nelayan

Tantangan Jadi Nelayan
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara.

Ketika ditanya tentang suka dukanya sebagai nelayan, Arifin mengatakan, “menariknya kalau di laut itu, ketika musim gelombang besar dan angin kencang. Di situlah seni sebagai seorang nelayan,”

“Satu lagi ketika kita dapat banyak ikan, perasaannya bisa dibilang itu senang-senang susah,” lanjutnya lagi.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara, Rustan menyebutkan bahwa banyak tantangan yang dihadapi nelayan.

“Nelayan sangat penuh tantangan, riskan dengan bahaya. Di laut itu berbeda dengan di darat karena susah sekali untuk menghindar dari bahaya. Kalau datang badai, angin kencang, ombak, dan hujan, kita nggak bisa apa-apa,” kata Rustan.

Ia melanjutkan, “kemudian hasil dari menangkap ikan juga ‘kan belum pasti. Jadi, kalau orang bilang nelayan penuh risiko, itu betul sekali.”


Dukungan Pemkot Tarakan untuk Para Nelayan

Terkait dengan itu, Rustan mengungkapkan bentuk dukungan Pemerintah Kota Tarakan kepada para nelayan.

“Kalau di Tarakan Alhamdulillah. Kami selalu mendorong pemerintah untuk melaksanakan perlindungan sosial terhadap nelayan, karena nelayan merupakan salah satu pekerjaan berisiko akan bahaya dan musibah,”

Menurut Rustan Pemkot Tarakan tetap serius memperhatikan para nelayan, khususnya perlindungan jaminan sosial, perbaikan ekonomi, dan berbagai program pemberdayaan sesuai Undang-Undang Perlindungan Nelayan yang ada.

Salah satu bentuk kepedulian Pemkot Tarakan adalah Wali Kota Khairul menyerahkan berbagai bantuan sarana prasarana dan jaminan sosial bagi para nelayan. Bantuan yang disalurkan meliputi sarana penangkapan ikan, budidaya ikan dan pengolahan hasil ikan, termasuk di dalamnya paket perahu, mesin ketinting, tali temali, aki dan lain sebagainya.

Tahun 2022 lalu, bantuan pemkot Tarakan dirasakan langsung oleh 553 warga, 28 kelompok usaha bersama, 20 kelompok pembudidaya ikan dan 3 kelompok pengolahan dan pemasar ikan. Berbagai bantuan tersebut menjadi bagian dari pemberdayaan nelayan dalam rangka mewujudkan Tarakan Maju dan Sejahtera melalui Smart City.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya