Liputan6.com, Jakarta - Kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Husnul Qari membedah visi misi dan gagasan di sela sela pelaksanaan Kongres HMI ke-XXXII, di Hotel Dangau, Pontianak, pada Rabu (29/11/2023).
Baca Juga
Menurut Qari, visi Revive HMI membawa gagasan yang dinamis dan progresif. Revive HMI, kata Qari, memiliki tujuan membangkitkan potensi kader HMI sebagai pelopor menyongsong Indonesia Emas 2045.
Advertisement
Hal ini, kata Qari harus didukung dengan kuantitas serta kualitas kader yang berbanding lurus. Menurut Qari, dua hal tersebut bukan suatu dikotomi, melainkan sebuah integrasi yang bisa dimanfaatkan secara beriringan.
"Mengingat semakin luas pola kaderisasi, bersamaan dengan kemajuan teknologi, serta didorong upaya kreatif maka kita bisa memanfaatkan segala lini kehidupan sosial, untuk kemaslahatan perkaderan," ujar Qari di hadapan peserta Kongres.
Qari menambahkan, fokus dari Revive HMI adalah bagaimana menciptakan kemandirian kader melalui sektor ekonomi kreatif dan teknologi digital.
Qari melihat peluang yang sangat besar dalam tubuh Himpunan. Ekonomi kreatif ini bisa menjadi perputaran ekonomi yang mampu menopang kebutuhan organisasi. Bahkan, mssih kata Qari, di era sekarang sudah sangat mudah untuk menjangkau pasar masyarakat, tentunya dengan memanfaatkan fitur-fitur baru teknologi digital dan sosial media.
"Kader HMI tidak boleh tabu terhadap perkembangan zaman dan teknologi, justru sebaliknya harus bisa memanfaatkan wadah yang ada seperti Tiktok, Instagram, Youtube, dan lain-lain," bebernya.
Qari menambahkan, Rivive HMI juga memberikan atensi khusus dari semangat ukhuwah Islamiyah serta spirit kebangsaan yang menjadi pilar utama penopang gagasan tersebut.
"Cita-cita himpunan yang diemban dalam semangat Mission HMI, menjadi landasan untuk terus bergerak maju. Bukan hanya selingkup nusantara, tapi HMI juga punya world view yang relevan dengan modernisasi. Maka jejaring HMI di tingkat nasional maupun internasional harus dioptimalkan sehingga potensi kader bisa bersaing secara global," tandasnya.
Untuk diketahui, kegiatan bedah visi misi dan gagasan Husnul Qari itu diikuti oleh beberapa cabang peserta Kongres HMI ke-32 di Pontianak, Kalbar.
Harapan Jokowi untuk HMI dan Kohati
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi optimisme para generasi muda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps HMI Wati (KOHATI) dalam menatap masa depan Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden dalam sambutannya saat meresmikan pembukaan Kongres HMI XXXII dan Munas KOHATI XXV Tahun 2023, yang digelar di The Hall Convention Centre, Hotel Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, pada Jumat (24/11/2023) malam.
“Senang saya kalau melihat optimisme dari kader-kader HMI dan KOHATI dalam menatap masa depan negara ini ke depan, seperti yang tadi disampaikan oleh ketua umum, senang, memang yang muda-muda ini harus optimis,” ucapnya.
Di hadapan para kader dan anggota HMI juga KOHATI, Presiden Jokowi menuturkan bahwa terdapat sejumlah tantangan eksternal yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut merupakan hal yang harus dihadapi oleh pemimpin ke depan agar Indonesia dapat melompat menjadi negara maju.
“Dan kepemimpinan ke depan sangat, sangat menentukan. Di tahun 2024, tahun 2029, tahun 2034 itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau tidak,” tuturnya.
Advertisement
Hati-Hati Memilih Pemimpin
Kepala Negara juga mengatakan bahwa dalam setiap negara pasti memiliki kesempatan untuk melompat menjadi negara maju. Kesempatan tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masing-masing negara.
“Kalau tidak bisa menggunakan kesempatan itu, sulit bagi sebuah negara untuk masuk ke jajaran negara maju,” katanya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia juga memiliki kesempatan tersebut, akan tetapi peluang tersebut turut diiringi dengan tantangan yang tidak sedikit. Presiden pun mengajak seluruh kader HMI dan KOHATI untuk optimistis dalam menghadapi tantangan tersebut.
“Ada tantangan yang kita ketahui, tapi harus optimis, tidak usah takut, tidak usah khawatir. Optimisme perlu, tetapi juga memang perlu realistis,” ungkapnya.
Presiden juga mengimbau agar kemajuan yang telah dimiliki oleh Indonesia saat ini jangan menjadi sia-sia dan tidak dapat diteruskan karena kesalahan dalam memilih pemimpin masa depan. Oleh karena itu, Presiden mengajak kepada masyarakat termasuk para peserta yang hadir untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin.
“Hati-hati dalam memilih pemimpin, tapi semuanya kita serahkan kepada rakyat, karena yang punya kedaulatan adalah rakyat,” tandasnya.