Pasca Ledakan Gudang Amunisi TNI, Warga di Klaster Visalia Alami Trauma

Gudang Amunisi milik TNI AD di wilayah teritori Kodam Jayakarta meledak dan terbakar, Sabtu (30/3).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Apr 2024, 07:05 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 07:05 WIB
Warga di Klaster Visalia, Kota Wisata Cibubur (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)
Warga di Klaster Visalia, Kota Wisata Cibubur (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Gudang Amunisi milik TNI AD di wilayah teritori Kodam Jayakarta meledak dan terbakar, Sabtu (30/3). Insiden yang berlokasi di Ciangsana tersebut, berdampak langsung ke lokasi perumahan elite di Kota Wisata Cibubur, khususnya di Klaster Visalia.

Fendhi Munawan selaku ketua RW setempat mengaku, saat ini warganya mengalami ketakutan yang luar biasa. Hal itu terjadi pasca ledakan yang disertai kebakaran hebat juga ditemukannya selongsong dan proyektil amunisi mental ke pemukiman klaster visalia.

“Kami merasa tidak aman lagi berada di lingkungan ini,” kata Fendhi saat jumpa pers kepada awak media di lokasi, Minggu (31/3/2024) malam.

Dia beralasan, ketakutan disebabkan fakta yang baru terungkap bahwa tempat mereka tinggal hanya berjarak 200 meter dari lokasi kejadian. Sedangkan potensi serupa masih bisa kembali terjadi karena total ada 15 bunker yang berada di gudang amunisi tersebut.

“Radius dari bunker ke Visalia itu jaraknya hanya 200 meter jadi kami terdampak langsung dan kalau di dalamnya masih ada 15 bunker lagi yang dibilang oleh Pangdam Jaya, itu artinya bisa merupakan bom waktu yang kita enggak tahu kapan akan meledak lagi yang lainnya,” tegas Fendhi.

Fendhi mengakui, pihak TNI sudah memastikan dan mencoba meyakini warganya kalau situasi sudah aman. Namun mengingat insiden yang terjadi, gambaran buruk sulit dilupakan begitu saja.

“Mungkin memang kita sudah diyakinkan bahwa itu tidak akan meledak (lagi), namun yang kita lihat malam kemarin situasinya anak, istri semua mereka nangis ya karena ledakannya sangat keras rumah kita itu kacanya semua bergetar jadi plafon turun, histeris dan trauma sampai saat ini takut,” ujar Fendhi.

Fendhi mengamini, apa yang dirasakan warganya menjadi hal yang wajar. Sebab mayoritas penduduk di Visalia bekerja jauh dari rumah, seperti di Jakarta. Artinya jika sewaktu-waktu insiden kembali terjadi, posisinya putra-putri dan istri berada di rumah sendirian.

“Jadi sangat penting untuk dievaluasi kedepan dan kami sangat mengusulkan untuk direlokasi,” minta Fendhi.

Minta Ganti Rugi

Selain direlokasi, berdasarkan rapat bersama para warga terdapat sejumlah permintaan yang harus dipenuhi pihak TNI sebagai bentuk tanggungjawab dan ganti rugi. Berikut empat poinnya:

Pertama, warga berharap ada pemulihan dari segi materi. Total sementara, baru ada 33 KK yang sudah menyampaikan keadaan rumahnya yang kemasukan selongsong peluru dan amunisi sejenis. Mereka juga mengaku rumahnya retak sehingga mendera kerugian material yang cukup banyak.

Kedua, warga berharap ada program treatment dari pemerintah atau dari Sinarmas atau dari TNI untuk kepada masing-masing keluarga agar bisa kembali merasa nyaman tinggal di lingkungan Visalia. Harapannya, anak-anak bisa kembali bermain ceria seperti sediakala.

Ketiga, warga berbaral ada penyisiran kembali di klaster Visalia dari amunisi yang terpental dari ledakan. Memang secara intensif pasca insiden Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) sudah menyisir namun dalam beberapa waktu setelahnya, warga masih kembali menemukan sisa serpihan di rumah-rumah mereka. Artinya, kondisi saat ini belum bersih total maka dari itu mohon dalam waktu seminggu ke depan, prajurit TNI masih disiagakan untuk kembali menyisir.

Keempat, warga berharap bisa bertemu dengan pihak TNI untuk mencari jalan tengah dari kondisi kerugian pasca insiden.

Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana
Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya